Menemukan Potensi Diri dan Berprestasi Bersama Alfiah Rizqi Ramdhini Mapres FITB 2024

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

Alfiah Rizqi Ramdhini pada kegiatan konferensi yang diadakan oleh United Nations Agency for ICTs (Dok. ITU Pictures)

BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa Program Studi Meteorologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Alfiah Rizqi Ramdhini, atau yang kerap disapa Ale, terpilih sebagai mahasiswa berprestasi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) tahun 2024.

Ale merupakan mahasiswa yang tidak hanya aktif di bidang akademik, namun juga pada kegiatan nonakademik. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang membuat dirinya terpilih menjadi mahasiswa berprestasi tingkat fakultas.

Hal ini dibuktikan dengan beberapa kegiatan membanggakan yang telah Ale lakukan, salah satunya adalah menjadi delegasi muda pada kegiatan Konferensi International Girls in ICT Day yang diadakan oleh United Nations Agency for ICTs (ITU) bertempat di Victoria Falls, Zimbabwe pada tahun 2023 silam.

Zimbabwe adalah negara Afrika kedua yang Ale datangi setelah Rwanda. Di sana dia melakukan konferensi selama 2 hari dan dilanjutkan dengan village tour ke desa di Zimbabwe.

Meskipun memiliki minat dalam bidang nonakademik, tidak lantas membuat Ale melupakan kewajiban utamanya sebagai mahasiswa.

“Meskipun kita punya achievement nonakademik yang menonjol, tapi kita tetap membawa nama program studi kita. Jadi yang awalnya aku biasa-biasa dan enggak terlalu mendalami program studi, mau gak mau aku harus terjun ke sana. Semester ini aku magang secara hybrid dan ambil gagasan kreatif berkaitan dengan pengaplikasian keilmuan meteorologi,” ujar Ale saat ditemui Senin (4/3/2024)

Alfiah bersama dengan anak-anak di Zimbabwe pada kegiatan Konferensi Girls in ICT Day di Victoria Falls 2023 (dok. Alfiah Rizqi Ramdhini)

Ale mengaku bahwa saat masuk ITB, dirinya belum memiliki kemampuan akademik sebaik teman-temannya yang lain. Maka dari itu, dia melakukan hal lain dengan melakukan berbagai hal yang positif dan berbeda dari teman-teman sebayanya.

“Ketika kita mengikuti kurikulum atau standar yang sebagaimana mahasiswa seharusnya, secara dasar, outputnya pasti akan sama untuk semua orang. Tapi kalau misalnya kita bisa building pengalaman dan focus interest yang lain, di luar kewajiban kita sebagai seorang mahasiswa, itu yang menjadi nilai tambahnya,” jelas Ale.

Ale pun menyampaikan pesan kepada rekan mahasiswa lainnya, untuk jangan berhenti mencari tau apa yang kita mau dan inginkan.

“Dari dulu aku gak pernah denial kalau aku enggak terlalu pinter dalam bidang akademik, tapi aku tau apa yang aku inginkan. Hal yang aku lakukan sekarang adalah tetap belajar sebagaimana seorang mahasiswa, tetapi juga membuat profil-profil lain yang membuat kita menjadi terlihat,” ujar Ale.

“Bagaimana sebenarnya kita buat profil yang unik tentang diri kita lah, yang akhirnya dapat ‘menjual’ kita kepada masyarakat dan lingkungan kita,” pungkasnya.

Reporter : Mely Anggrini (Meteorologi, 2022)