Bakti Sosial Mahasiswa ITB dan OSKM 2006

Oleh

Editor

BANDUNG, itb.ac.id - Senin (21/8), mulai pukul 12.00 WIB, para mahasiswa sarjana ITB bergabung melakukan bakti sosial membersihkan dan memilah sampah di wilayah pemukiman sekitar kampus ITB. Para mahasiswa yang terdiri atas massa dari berbagai himpunan, para peserta, dan panitia Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa (OSKM) ITB 2006 ini berupaya menghapus kesan negatif orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) seperti yang ramai diberitakan oleh berbagai media massa akhir-akhir ini. Bakti sosial ini dilaksanakan oleh para mahasiswa di tiga titik: wilayah Kebon Bibit, wilayah Pelesiran, dan wilayah Taman Ganesha. Presiden Keluarga Mahasiswa (KM) ITB, Dwi Arianto Nugroho memimpin massa untuk melakukan bakti sosial. Sebelum melakukan bakti sosial, berlokasi di depan gerbang ITB yang ditutup oleh petugas keamanan sejak pagi harinya, massa bersama-sama melakukan orasi. Dalam orasinya, para mahasiswa mempertanyakan kebijakan rektorat yang dirasakan mengekang kebebasan mahasiswa, sebab kekerasan yang ditakutkan oleh rektorat akan terjadi saat pelaksanaan kegiatan OSKM, tidak terbukti terjadi sepanjang jalannya acara OSKM 2006. Dari segi durasi, lokasi, maupun jumlah peserta, OSKM tahun ini sangat berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. OSKM yang biasanya berlangsung selama 4 hari penuh, tahun ini hanya berlangsung selama dua hari. Pada hari pertama acara (20/8) hanya berlangsung mulai pukul 06.30-10.00 WIB. Jika biasanya OSKM diselenggarakan di dalam area kampus, maka pada tahun ini, OSKM dipusatkan pelaksanaannya di Taman Ganesha, karena gerbang kampus ditutup oleh petugas keamanan kampus. Dari 2700 mahasiswa program sarjana yang diterima ITB pada tahun akademik 2006/2007, hanya 104 yang mengikuti kegiatan OSKM di hari pertama (20/8). Jumlah itu bertambah pada hari ini (21/8) menjadi 135 orang. Jumlah peserta ini sangat kontras dibandingkan pelaksanaan OSKM pada tahun-tahun sebelumnya, dimana hampir setiap tahun sebelum tahun ini, sekitar 2000 mahasiswa baru mengikuti OSKM. Hal ini dikarenakan adanya ancaman sanksi pencabutan status sebagai mahasiswa kepada para mahasiswa baru yang mengikuti ospek. Berkenaan dengan sanksi yang akan diberikan kepada panitia dan juga peserta OSKM yang jelas-jelas dilarang oleh rektorat ITB ini, beberapa peserta dan panitia acara yang ditemui oleh itb.ac.id mengungkapkan pendapatnya, “Ancaman drop-out (DO) memang sempat membuat takut, tapi sudah banyak jaminan kalau kita tidak akan di-DO,” ungkap seorang panitia OSKM, mahasiswi Program Studi Kimia angkatan 2005. Jaminan yang dimaksud adalah jaminan dari KM ITB untuk melakukan advokasi seandainya memang akan dijatuhkan sanksi berupa pencabutan status sebagai mahasiswa kepada para panitia dan peserta. Juga beredar selebaran dari pihak KM yang membantah legitimasi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan (WRM) untuk memberikan sanksi DO kepada pelaku OSKM. Sementara itu, pihak rektorat tetap dengan keputusannya untuk tidak mengakui adanya OSKM. Perihal sanksi yang akan dijatuhkan kepada para mahasiswa yang menjadi peserta maupun panitia OSKM 2006 sendiri, WRM belum memutuskannya. “Paradigma bahwa mahasiswa baru belumlah 100% mahasiswa perlu diubah,” ucap Widyo Nugroho selaku WRM.