Mengungkap Keberadaan “Rumah Kita” di Galaksi Bimasakti dari Masa ke Masa

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id-- Pengetahuan terkait galaksi Bimasakti baru dikembangkan sekitar ratusan tahun yang lalu oleh ilmuwan-ilmuwan di seluruh dunia. Pengamatan ini dimulai oleh Galileo dan Galilei pada tahun 1600-an yang mengarahkan teleskopnya dan berhasil menemukan daerah cahaya yang terbentang tersebut datang dari banyak bintang yang redup.

Penemuan lainnya terus berlanjut seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada sekitar 100 tahun lalu diketahui bahwa Galaksi Bimasakti bukan satu-satunya galaksi, tetapi satu di antara 125 miliar galaksi yang ada di alam semesta.

Diskusi mengenai Galaksi Bimasakti tersebut terungkap dalam webinar Seri Pengamatan Virtual Langit Malam yang diselenggarakan oleh Observatorium Bosscha ITB Sabtu, 12 Juni 2021. Episode ketiga yang bertanjuk “Galaksi Bimasakti dari Masa ke Masa” ini menghadirkan narasumber yang sangat berpengalaman di bidang astronomi. Hadir Dr.rer.nat. Hesti Retno Tri Wulandari, dosen Program Studi Astronomi ITB; Muhammad Yusuf dari Observatorium Bosscha; dan Zulkarnain, astronom amatir. Kegiatan ini terbuka untuk umum dan dapat disaksikan di kanal YouTube dan Slido.

Proses mencari tahu seluk-beluk “rumah kita”, disampaikan Hesti ternyata sulit karena kita berada di dalamnya. Oleh karena itu, pendekatan yang bisa dilakukan untuk menerka bentuk, komposisi, ukuran, dan segala hal yang menyangkut galaksi ini adalah melalui pengamatan terhadap galaksi tetangga kita.

Berdasarkan pengklasifikasian oleh Edwin Hubble menurut bentuk dan morfologinya, Galaksi Bimasakti berbentuk spiral berbatang (SB) dan berada di sub kelas antara b dan c sehingga bisa disebut SBbc. Milky Way, sebutan lain Bimasakti, diketahui terdiri dari bintang dan gas. Sebagian besar komponennya adalah bintang sedangkan gas mengisi 10%-nya serta terdiri dari 1% debu.

Masih banyak informasi Galaksi Bimasakti yang disampaikan oleh ketiga penggiat astronomi yang menjadi narasumber pada PVLM Episode 03 ini. Dipaparkan pula hasil pengamatan langit di Observatorium Bosscha, Lembang, Jawa Barat dan di Observatorium Azcotico, Kupang, NTT malam itu oleh M. Yusuf.

Terlihat Eagle Nebula dan Omega Nebula yang nampak berdekatan, tetapi sesungguhnya berjarak puluhan tahun cahaya. Di daerah ini terjadi proses eksitasi gas hidrogen oleh bintang yang baru lahir. Bintang-bintang ini berwarna biru dan temperaturnya sangat tinggi. Besarnya energi yang dihasilkan memicu peristiwa ini sehingga elektron terlepas dan mengemisikan cahaya yang nampak berwarna merah.

Penemuan lainnya dari Galaksi Bimasakti akan terus berkembang dan berlanjut. Akan banyak fakta-fakta menarik lainnya yang ditemukan oleh para ilmuwan. Astronom-astronom selalu memelajari fisis dari alam semesta agar bisa memberikan penjelasan yang konkret akan apa yang mendasar terjadinya sesuatu di alam semesta, terutama di rumah kita sendiri.

Reporter: Hanan Fadhilah Ramadhani (Teknik Sipil Angkatan 2019)