Menteri ESDM Arifin Tasrif Ajak Mahasiswa Sukseskan Program Strategis Sektor ESDM
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id — Sektor energi merupakan sektor yang penting yang harus dikuasai oleh negara. Indonesia harus mandiri secara energi dengan menggunakan berbagai sumber daya yang ada, sehingga tidak bergantung lagi dengan impor yang menguras devisa negara. Hal tersebut dipaparkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam Studium Generale KU-4078 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Rabu (4/3/2020).
Kuliah umum yang dihadiri lebih dari 589 mahasiswa tersebut dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan (WRAM) Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring, M.Eng. dalam sambutannya ia menyampaikan, bahwa abad ke-21 ditandai dengan perang informasi, pangan, dan energi. Seluruh bangsa mengeluarkan segala daya dan upaya untuk memenangkan persaingan tersebut. Ia melanjutkan, pada 2030 Indonesia diprediksi akan dianugerahi bonus demografi. Kebutuhan energi akan meningkat dan sangat dibutuhkan, oleh karena itu, mahasiswa harus bersiap lebih dini menyongsong masa depan. “Kuliah ini akan membantu mahasiswa dalam merancang masa depan dan memberi sumbangsih bagi bangsa untuk kehidupan yang lebih baik,” ujarnya.
Arifin Tasrif merupakan alumni ITB ‘72 yang sebelumnya juga menjabat sebagai Direktur PT. Rekayasa Industri dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang. Tema kuliah umum yang disampaikannya adalah “Kebijakan dan Program Strategis Sektor ESDM.” Menurut Arifin Tasrif, kebijakan sektor energi dan sumber daya mineral difokuskan kepada pembangunan energi yang berkelanjutan dan berkeadilan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta mendorong perkembangan industri. Adapun arah kebijakan akan diprioritaskan pada ketersediaan energi dengan memaksimalkan pemanfaatan Energi Baru Terbaharukan (EBT).
“Keadilan sosial di bidang energi ini akan menekankan kepada ketersediaan energi dengan harga terjangkau dan kegiatan ekstraktif yang ramah lingkungan. Kuncinya bagaimana kita memanfaatkan . Kita berharap pasukan khusus ini (mahasiswa) bisa menciptakan suatu teknologi yang meningkatkan nilai tambah sehingga kita tidak hanya mengekspor barang mentah tetapi mengolahnya terlebih dahulu. Dan kita juga harus mampu belajar dari negara-negara lain seperti Korea, Jepang, dan China yang sudah sukses dalam sektor energi, kemudian menerapkannya di Indonesia demi kemaslahatan,” ucap Arifin Tasrif.
Dalam paparannya, Arifin Tasrif menyampaikan setidaknya ada tujuh agenda pembangunan yang mengacu pada visi-misi dan arahan Presiden dalam bidang energi, diantaranya:
1. Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas;
2. Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan;
3. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing;
4. Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan;
5. Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pembangunan ekonomi dan pelayanan dasar;
6. Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim;
7. Memperkuat stabilitas polhukam dan informasi pelayanan publik.
Ia melanjutkan, dalam memperkuat ketahanan ekonomi dan mengurangi kesenjangan, pemerintah mulai melakukan pengolahan hilir produk tambang Indonesia. Sehingga tidak hanya menjual hasil mentah, melainkan telah melalui proses terlebih dahulu demi meningkatkan nilai tambah. Pengolahan ini akan membuka lapangan kerja dan menambah devisa negara. Selain itu, kata Arifin Tasrif, dalam mengembangkan kebijakan dan mengurangi kesenjangan, pemerintah akan menerapkan BBM satu harga sehingga harga BBM sama rata di seluruh Indonesia. Untuk meningkatkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, pemerintah saat ini lebih memfokuskan diri pada pelatihan dalam sektor industri yang belokasi di Cepu.
“Aspek lain yang juga menjadi prioritas dari pemerintah adalah pengembangan energi terbaharukan dengan memanfaatkan sumber daya alam seperti angin, air, dan geothermal. Potensi tersebut mencapai 400 gigawatt, sedangkan saat ini yang baru digunakan hanya mencapai 13,4 persennya. Pemerintah juga berharap ke depannya bisa menggunakan energi terbaharukan menggantikan ketergantungan impor dan bioenergi dan menggantikan biocarbon yang akan habis,” ucap Arifin Tasrif.
Tidak hanya fokus terhadap aspek energi, dijelaskan Arifin Tasrif, pemerintah juga sangat memperhatikan sektor lingkungan. Sebab, lingkungan yang bersih adalah kunci untuk kehidupan di masa yang akan datang. Pemerintah mendorong perusahaan untuk melakukan reklamasi bekas tambang dengan memberlakukan regulasi untuk menanam pohon di area bekas tambang. Dan juga, saat ini pemerintah mulai melirik kendaran listrik sebagai kendaran masa depan yang ramah lingkungan.
Reporter: Deo Fernando (Kewirausahaan, 2021)