Menteri Keuangan RI : Matematika Diperlukan Dalam Mengelola Ekonomi Negara

Oleh Fivien Nur Savitri, ST, MT

Editor Fivien Nur Savitri, ST, MT

*Kredit Foto : Agus Trihananto (Kemenkeu)

BANDUNG, itb.ac.id -- Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati memberikan kuliah umum kepada mahasiswa matematika Institut Teknologi Bandung (ITB), pada Sabtu (29/9), di Aula Timur ITB, Jalan Ganesha no 10 Bandung. Tema kuliah umum yang diberikan kali ini adalah mengenai "Digitalisasi, Fintech dan Perekonomian Indonesia”.

Di hadapan sejumlah dosen dan mahasiswa matematika ITB, Sri Mulyani menegaskan pentingnya penguasaan matematika untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0.

Di awal paparannya, ia menerangkan kondisi perekonomian Indonesia sejak krisis di tahun 1998 dan 2008. Menurutnya ekonomi negara Indonesia saat itu, tengah dalam keadaan stabil meskipun ekonomi dunia sedang mengalami dinamika. Ekonomi negara dikatakannya dapat berpengaruh pada kondisi ekonomi dunia, seperti Amerika dan China.

Lebih lanjut Sri Mulyani menerangkan, dalam ekonomi makro ada empat pilar utama yang menjadi pertumbuhan perkonomian berkelanjutan di Indonesia, yaitu moneter, fiskal, ekonomi riil dan neraca pembayaran. "Mengelola ekonomi adalah mengelola keempat hal itu. Bersama-sama oleh seluruh sektor dan seluruh fungsi, dan policy bisa mempengaruhi masing-masing empat pilar tersebut," katanya.


Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengajak mahasiswa ITB untuk memahami kebijakan utang Indonesia. Menurutnya kita semua harus memahami terlebih dahulu utang sebagai satu dari sekian instrumen pengelolaan keuangan dalam perekonomian negara. "Saya ingin sampaikan bahwa mengelola utang itu adalah sesuatu yang kita lakukan dengan hati-hati. Dan ada yang disebut bencmark-nya, prinsipalnya ada rambu-rambunya," ujarnya.

Penguasaan matematika dikatakannya diperlukan untuk mengelola ekonomi negara terlebih dalam menghadapi masuknya era revolusi industri 4.0. Karena peranan matematika sangat besar dalam memahami fenomena baru yang terlahir dari kebutuhan fintech dan digital economy secara luas.

Ia juga sangat menekankan pentingnya penguatan kemampuan matematika untuk generasi mendatang, selain kompetensi language dan behaviour. "Basic matematika sebetulnya luar biasa penting, kalau sekarang bicara Indonesia ke depan selain language dan behaviour," ujarnya.

Bu Sri menyampaikan, walaupun pemerintah banyak mengeluarkan kebijakan dari mulai pembangunan infrastruktur, menyusun regulasi, menciptakan inovasi namun pada akhirnya tetap membutuhkan peran perguruan tinggi dan mahasiswa seperti ITB, untuk memanfaatkan kesempatan saat ini dalam membangun teknologi, dan berinovasi untuk meningkatkan produkifitas.


Acara kuliah umum ini dikemas bersamaan dengan acara Seminar MCF-MMC (Mathematical Challenge Festival - Mathematics Modeling Competition) yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Matematika ITB didukung oleh Kelompok Keilmuan Matematika Industri dan Keuangan FMIPA ITB.

Usai memberikan kuliah umum di Aula Timur, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani berkesempatan mengunjungi pabrik katalis ‘merah putih’ di Laboratorium Teknik Kimia di ITB.  Katalis ini adalah yang pertama buatan Indonesia hasil kerjasama PT. Pertamina dengan ITB.

Reporter : Adi Permana