Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Buka Panel Diskusi Pekan Kebudayaan Melayu ITB 2011

Oleh alitdewanto

Editor alitdewanto

BANDUNG, itb.ac.id - Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Linda Amalia Sari Gumelar, berkesediaan untuk membuka Panel Diskusi Pekan Kebudayaan Melayu ITB 2011. Panel diskusi ini merupakan salah satu rangkaian acara Pekan Kebudayaan Melayu ITB 2011 untuk memperingati 100 Tahun Tengku Amir Hamzah, salah satu Pahlawan Nasional asal Melayu. Diskusi ini diadakan di Galeri Utama Campus Center Timur ITB pada Sabtu (16/04/11).

Linda Gumelar membawakan topik Peranan Perempuan Melayu dalam Membangun Karakter Bangsa. Menurutnya perempuan merupakan sosok yang tidak kalah penting daripada laki-laki dalam membangun karakter bangsa. Oleh karena itu, kesetaraan gender menjadi isu yang harus dijalankan secara konsisten.

Wanita kelahiran Bandung, 15 November 1951 ini menghimbau agar para mahasiswa sadar akan hal ini semenjak bangku kuliah. "Saya harapkan mahasiswa perempuan punya self enpowerment untuk mengembangkan dan mempunyai kesempatan yang sama dalam berbagai hal," ujarnya.

Memuji Melayu

Linda yang memiliki darah Melayu dari nenek dari pihak ayah begitu antusias datang untuk membuka Panel Diskusi Pekan Kebudayaan Melayu ITB 2011 ini. "Mengapa saya datang kemari, karena saya cinta Melayu," ucapnya dalam pantun. Linda melanjutkan bahwa peradaban Melayu banyak mempengaruhi kebudayaan di Asia Tenggara. Ia mencontohkan Tengku Amir Hamzah adalah salah satu pahlawan nasional serta penyair pujangga yang berasal dari Melayu.

Secara umum, istri Agum Gumelar ini menghimbau sudah sepantasnyalah kita menghargai keanekaragaman budaya Indonesia dengan cara aktif mempertahankannya. Menurunnya rasa cinta tanah air harus menjadi sorotan yang serius. Linda menghimbau kemajuan teknologi bukannya malah membuat masyarakat tidak peduli akan budaya, namun bisa memberikan efek positif penunjang pelestarian budaya.

"Saya mengapresiasi mahasiswa ITB yang mengadakan kegiatan ini. Saya yakin anak ITB luar biasa karakternya," ujarnya. "Kita harus meniru Jepang, meskipun memiliki teknologi maju, namun tetap mempertahankan karakter kebangsaannya yang kuat."