Meraih Kemenangan dengan Menghargai Kemajemukan
Oleh Adi Permana
Editor Vera Citra Utami
BANDUNG, itb.ac.id- Bulan Ramadan menjadi momentum tepat dan terbaik untuk memaknai keberagaman yang tercipta di sekitar masyarakat. Pada Kamis (29/04/2021), ITB menyelenggarakan acara “ITB Talks: Ngabuburit bersama K.H Husein Muhammad” dengan tema yang diangkat “Menghargai Kemajemukan (Tasamuh)”.
Dalam sambutannya, Rektor ITB, Prof. Reini D. Wirahadikusumah, Ph.D., mengatakan beberapa poin mengenai kemajemukan, yaitu kemajemukan sebagai faktor kemajuan dan permasalahan. Menurutnya, kemajemukan perlu dihargai dan dipelihara khususnya di lingkungan akademik untuk membuka pemikiran-pemikiran baru dan memperluas cakrawala wawasan.
Video: Sambutan Rektor ITB: Menghargai Kemajemukan
Hal itu menjadi fondasi awal terciptanya budaya ilmiah unggul yang diharapkan dapat membuka peluang-peluang baru. Budaya tersebut adalah kolaborasi, khususnya kolaborasi lintas disiplin ilmu untuk mewujudkan manusia unggul. “Namun, kemajemukan dapat pula menjadi permasalahan ketika kita menganggap perbedaan sebagai konflik,” ujarnya.
Acara dilanjut dengan tausiyah oleh K.H Husein Muhammad, Pengasuh Pondok Pesantren Dar al- Fikri, Arjawinangun, Cirebon. Beliau mengajak para peserta untuk memahami bagaimana sebenarnya atau apa pandangan Islam tentang pluralisme dalam konteks agama dan keyakinan.
Beliau menjelaskan bahwa Islam sebagai agama tauhid menegaskan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang paling terhormat di antara makhluk Tuhan yang lain. Hal ini dikarenakan keistimewaan dan keunggulan manusia dibandingkan makhluk Tuhan lainnya, yaitu manusia diberi akal intelelektual atau akal budi.
Ia menegaskan bahwa manusia dengan akal pikirannya diberikan kebebasan untuk memilih jalan hidupnya, termasuk memilih pikiran atau pandangan orang dan memilih keyakinan agamanya. Selain itu, akal juga menuntun manusia untuk menjalankan kewajibannya sebagai muslim, yaitu amar ma’ruf nahi munkar. “Akal juga membuat manusia dapat berperilaku adil kepada manusia dari golongan manapun. Itu semua merupakan gagasan besar tentang kemanusiaan (humanisme) yang diberikan Islam,” tuturnya.
Di akhir acara ngabuburit, beliau mengungkapkan bahwa praktik pluralism bukanlah dengan menyamakan semua agama. Pengakuan atas pluralisme dan toleransi antar umat beragama adalah penghargaan kepada pemeluk agama untuk menjalankan keyakinannya masing-masing.
*Unduh materi paparan K.H Husein Muhammad di sini
Reporter: Daffa Raditya Farandi, SBM 2020