Meteorological Day 2011: Talkshow Adaptasi dan Mitigasi Bencana Meteorologi di Indonesia

Oleh Muhammad Fikri

Editor Muhammad Fikri

Meteorological DayBANDUNG, itb.ac.id - Dalam rangka memperingati hari meteorologi dunia, Himpunan Mahasiswa Meteorologi (HMME) ITB kembali menyelenggarakan Meteorological Day 2011 pada Rabu (23/03/11), bertempat di Galeri 1 Campus Center Timur ITB. Acara tersebut diisi dengan talkshow dengan mengusung tema "Adaptasi dan Mitigasi Bencana Meteorologi di Indonesia".
Pembukaan acara dihadiri oleh  Prof.Dr.Ir. Eddy Ariyono Subroto, dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB)  ITB. Pada sambutannya, Eddy menyampaikan salah satu keahlian yang dipelajari oleh FITB adalah dalam hal mitigasi bencana. "Hampir semua program studi di FITB mempelajari tentang mitigasi bencana, saya harap untuk ke depannya bidang ini bisa menjadi kekuatan untuk mengembangkan FITB menjadi lebih baik," ujar Eddy.

Talkshow dimulai dengan pemaparan dari Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dr. Edvin Aldrian, B. Eng. Pada pemaparannya, Edvin menjelaskan tentang Evaluasi Bencana Hydrometeorologi tahun 2010.

"Tahun 2010 adalah tahun tanpa kemarau di Indonesia. Hal ini merupakan akibat dari perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global," jelas Edvin. Dampak lain yang disebabkan oleh pemanasan global antara lain adalah perubahan siklus air yang menjadi lebih cepat dan badai salju yang terjadi di bumi belahan kutub. Semua hal tersebut berpotensi menyebabkan bencana alam, seperti banjir di Queensland, Australia pada akhir 2010.

Dra. Atika Lubis, M.S. menjelaskan bahwa terganggunya lapisan atmosfir akan berpengaruh terhadap perubahan iklim di bumi. "Di Indonesia, meteorologi adalah ilmu terapan yang masih dikesampingkan dalam kehidupan sehari-hari, padahal perannya berhubungan langsung dengan manusia, " tutur Atika. Ketua Kelompok Keilmuan Sains Atmosfir ini juga memaparkan tentang macam-macam kontaminasi udara yang mencemari atmosfir seperti kontaminasi oleh partikel gunung api, asap kendaraan, dan asap dari pabrik-pabrik industri. "Kontaminasi akibat asap kendaraan dan industri berpontensi untuk menimbulkan hujan asam yang dapat merusak lingkungan hidup, " ujar Atika

Ikut Merayakan Hari Meteorologi Dunia

Danni Utomo (Meteorologi 2008) selaku ketua HMME, menuturkan bahwa ajang tahunan ini diselenggarakan bertujuan untuk menambah wawasan masyarakat tentang meteorologi khususnya dalam hal mitigasi bencana. "Di Indonesia sebagian besar bencana alam disebabkan oleh bencana meteorologi, contohnya banjir," jelas Danni. Selain itu, ajang ini juga diadakan untuk memperingati hari meteorologi dunia yang bertepatan dengan lahirnya Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).

Rangkaian acara tahunan Meteorological Day terdiri atas pre-event pembagian bibit pohon kepada masyarakat, lomba fotografi bertema awan, dan diakhiri oleh talkshow bertema adaptasi dan mitigasi bencana.

Untuk daftar pemenang lomba fotografi awan dapat dilihat di  http://cirrus.meteo.itb.ac.id/metday/