Egar Putra Bahtera: Berawal dari Hobi, Cari Peluang, dan Gapai Tujuan
Oleh Edo Belva
Editor Edo Belva
Pada awalnya, Egar memulai bisnis tersebut karena hobi. Egar yang memiliki hobi mengkoleksi sepatu, melihat peluang yang sangat besar dalam bidang ini. Menurutnya, dalam segi kualitas, produk sepatu buatan pengrajin lokal memiliki kualitas yang tidak kalah hebat dengan produk luar negeri. "Potensi ini sangat sayang jika hanya dibiarkan," ujar Egar dengan penuh semangat
Egar memulai bisnis tersebut seorang diri. Mulai dari mencari modal awal, melakukan penelitian dan riset untuk menghasilkan sepatu dengan kualitas tinggi, mencari pengrajin yang sesuai, hingga mencari material sepatu dengan kualitas tinggi. Semua itu dia lakukan sendirian tanpa bantuan siapapun.
Menurut Egar, untuk memulai bisnis, kita tidak perlu terpatok dengan latar belakang pendidikan kita. Kita hanya perlu mencari apa yang kita suka, mencari peluang di sana, dan mulai bergerak untuk mencapai tujuan kita.
"Menurut saya, pemimpin yang baik bukanlah pemimpin yang hanya bisa menyuruh anak buahnya. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu membimbing anak buahnya. Karena itu saya ingin berusaha mencoba melakukan semuanya sendiri agar saya juga merasakan apa yang dirasakan oleh anak buah saya kelak," kata Egar.
Motivasi Seperti Mandi
Melakukan semuanya seorang diri tentu tidak mudah. Terkadang dia harus melewati berbagai masa-masa sulit di mana seolah-olah sudah tidak ada jalan keluar lagi. Namun berkat motivasi, semangat dan passion yang tinggi, ia berhasil melewati semua itu dengan baik.
Menurut Egar, motivasi itu seperti mandi. Setelah mandi pagi, badan kita menjadi bersih dan segar. Namun setelah beraktifitas seharian, badan kita menjadi kotor dan kita harus mandi lagi. Begitu pula dengan motivasi, pada saat kita mengalami kegagalan, kita harus kembali memotivasi diri kita, sehingga kita bisa kembali bangkit dari keterpurukan dan siap untuk mencoba lagi.
Hasil Kerja Keras
Kerja keras Egar kini telah membuahkan hasil. Sejak diluncurkan pada bulan April 2011 lalu, kini Chevalier telah memiliki pasar yang menjanjikan. Dulu dia hanya berhasil menjual 100 pasang sepatu pada enam bulan pertama. Sekarang, pada empat bulan terakhir, dia berhasil menjual sebanyak 200 pasang sepatu.
Egar menggunakan presentasi produk melalui situs internet serta kualitas fotografi sebagai ujung tombak pemasaran. Dia juga telah bekerja sama dengan beberapa concept store ternama di indonesia serta mengikuti berbagai pameran fashion. Dengan kualitas produk yang tinggi serta teknik pemasaran yang baik, Egar berhasil membawa nama Chevalier tidak hanya ke pasar nasional, namun hingga ke pasar internasional.
Egar berharap agar dia dapat terus mengembangkan usahanya menjadi lebih besar lagi. Dan ia ingin Chevalier menjadi salah satu dari produk lokal yang kelak bisa disandingkan dengan produk internasional.Â
"Hal itu akan menjadi kebanggaan tersendiri, baik untuk saya, maupun untuk para pengrajin sepatu yang sudah berhasil membuat produk sebaik itu," ujar Egar. "Kebanggaan seperti itulah yang tidak bisa dihargai dengan uang," tambahnya.