Menuju Indonesia yang Lebih Tangguh Melalui Manajemen Risiko Kebencanaan
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Studium Generale KU4078 Institut Teknologi Bandung menghadirkan Amr J. Qari sebagai Principal Infrastructure Specialist dari Asian Development Bank, Rabu (7/10/2020). Pada kuliah umum tersebut ia banyak berbicara tentang pencegahan risiko keuangan di masa pandemi seperti saat ini.
Amr J. Qari memulai kuliah umum dengan penjelasan mengenai Asian Development Bank (ADB). ADB didirikan tahun 1966 sebagai bank multilateral regional. Saat ini ADB memiliki 60 negara yang terdaftar sebagai anggota. Dari 60 negara tersebut, Indonesia masuk sebagai salah satu negara dengan kepemilikan saham terbesar di ADB.
“Bisnis utama ADB adalah memberikan pinjaman dana ke negara-negara anggotanya. Selain itu, ADB juga menyediakan pendampingan teknis, penasehat hukum, capacity building support dan investasi di sektor swasta dan ini yang membedakan ADB dengan bank-bank penyedia pinjaman dana lain. Dalam pelaksanaannya ADB memiliki visi yaitu to achieve a prosperous, inclusive, resilient, and sustainable Asian and the Pacific,” ujarnya.
ADB saat ini memiliki prioritas strategi jangka panjang yang disebut dengan Strategy 2030 yang sejalan dengan Sustainable Development Goals di mana ketahanan terhadap bencana masuk ke dalam prioritas tersebut. Jika dilihat dari segi finansial, negara-negara berkembang yang menjadi anggota ADB mengalami kerugian hampir $94 juta per hari dikarenakan bencana.
Amr menyampaikan bahwa di Indonesia saat ini masih terdapat banyak celah dalam pengelolaan kebencanaan. Salah satu di antaranya adalah penyiapan masyarakat menghadapi bencana yang masih kurang. Ia memberikan contoh bagaimana negara Jepang sangat bagus dalam menyiapkan masyarakatnya untuk menghadapi bencana, salah satunya dengan penyiapan anak-anak sejak bangku sekolah.
Hingga saat ini ADB telah banyak berkontribusi dalam pendampingan penanganan bencana di Indonesia. Salah satunya melalui rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana likuifaksi di Palu, Sulawesi Tengah. Dalam rekonstruksinya ADB menggunakan pendekatan Build Back Better yaitu bagaimana aspek ketahanan diperhatikan saat merencanakan dan membangun kembali termasuk memilih material bangunan yang sesuai. Di samping itu, ADB juga menggunakan teknologi terbaru, yaitu menggunakan citra satelit dalam memetakan area rawan bencana di Palu.
Di akhir sesi Amr berbagi kepada mahasiswa bagaimana dapat bertahan di kondisi pandemi saat ini. Di antaranya yaitu menjaga kesehatan mental dan fisik melalui meditasi, menggunakan waktu yang tersedia untuk lebih mengenal diri termasuk nilai-nilai dan prinsip hidup yang diyakini dan penting untuk memilih pekerjaan yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai kehidupan yang dipercaya.
“Take risks, put your self out from your comfort zone, malu di depan dosen itu lebih mudah dibandingan malu di depan rekan kerja,” ucap Mr. Amr di akhir sesi. Kuliah umum yang dibuka oleh Dr. G. Prasetyo Adhitama S.Sn., M.Sn., selaku Direktur Kemahasiswaan dengan moderator Sonny Rustiadi, MBA, Ph.D., selaku Dosen SBM ITB.
Kuliah umum tersebut dapat disaksikan melalui tautan berikut: https://www.youtube.com/watch?v=61xQ1mX31Io
Reporter: Indah Lestari Madelin Teknik (Lingkungan, 2016)