Nathan, Wisudawan ITB dengan Segudang Prestasi
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Nathan patut berbangga dengan semua hasil kerja kerasnya. Mahasiswa dari Program Studi Sarjana Teknik Dirgantara, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ini merupakan Mahasiswa Berprestasi ITB peraih Ganesha Prize tahun 2018.
Nathan banyak mendulang prestasi bagi ITB. Dari sekian kompetisi yang pernah ia ikuti, lomba yang paling berkesan adalah ketika Nathan beserta tim Aksantara ITB berhasil menjadi Juara II dan Best Design dalam ajang Kontes Robot Terbang Indonesia divisi technology development tahun 2017. Mereka tampil dengan membawakan pesawat tanpa awak dengan sayap yang dapat dilipat dan diluncurkan dari dalam tabung.
Dunia kedirgantaraan seakan sudah menjadi passion-nya. Ia mengatakan bahwa sudah menjadi cita-citanya sejak kecil untuk bisa terjun di dunia kedirgantaraan dan mengembangkan yang sudah ada karena menurutnya, dunia penerbangan di Indonesia masih perlu ditingkatkan lagi. Nathan pun merasa beruntung bisa berkuliah di Institut Teknologi Bandung. “Di ITB, lingkungannya itu kompetitif, jadi mau engga mau kamu pasti dituntut untuk bersaing dalam hal positif secara sehat,” kesannya.
Nathan mengatakan bahwa melatih diri untuk disiplin dalam segala hal merupakan hal yang penting. Dirinya mengaku bahwa selalu menetapkan deadline sendiri sebelum deadline yang diberikan dosen sehingga tugas kuliah tidak menumpuk dan bisa melakukan hal lain yang bermanfaat di waktu luang.
“Sebenarnya tidak susah kok, untuk bisa aktif di berbagai kegiatan baik itu merupakan akademik maupun nonakademik seperti lomba, kuncinya adalah bisa manajemen waktu dengan baik,” ujar Nathan.
Nathan sangat beruntung karena setelah menerima Ganesha Prize, ia diberi kesempatan untuk melakukan internship di Belanda selama kurang lebih dua bulan. Perjuangannya untuk berada di posisi sekarang ini tidaklah singkat dan mudah. Nathan mengaku sempat pernah menjadi “Mahasiswa Kupu-Kupu” alias mahasiswa yang langsung pulang ketika kuliah telah selesai. Cap tersebut melekat kepada Nathan selama tahun pertamanya di ITB.
Semua berubah 180 derajat ketika Nathan mencoba keluar dari zona nyamannya dengan mengikuti suatu lomba hovercraft. Yang awalnya hanya coba-coba, Nathan bersama timnya langsung berhasil menjadi Juara II dari lomba yang diadakan oleh Universitas Indonesia tersebut. Nathan mengatakan bahwa kuncinya adalah fokus dan berani tampil all out. Dari buah manis tersebut, ia pun menjadi ketagihan lomba dan organisasi. Walaupun begitu, ia tidak mengenyampingkan kegiatan akademik di ITB.
“Intinya adalah jangan takut untuk terus berusaha mencari hal yang baru, tinggalkan zona nyaman karena itu bisa memberi peluang baru bagi kita,” jelasnya pria kelahiran 20 Desember 1997. Pada Wisuda Ketiga ITB Tahun Akademik 208/2019, ia akan dikukuhkan sebagai sarjana teknik di Gedung Sasana Budaya Ganesha ITB, Jumat (19/7/2019).
Namun, Nathan mengatakan bahwa hidup tidak semulus itu, Nathan pernah mengalami kegagalan. Nathan menegaskan bahwa semua orang pasti akan pernah mengalami kegagalan dan itu merupakan hal yang wajar. “Jangan larut dalam kesedihan dan kembali tetapkan goal kalian apa serta menjadi fokus kembali,” tegas wisudawan kelahiran Jakarta tersebut.
Wisudawan yang mengambil S2 fast track di ITB tersebut juga memberi pesan kepada para wisudawan lainnya untuk lebih aware kepada masalah terutama masalah sosial yang ada di lingkungan sekitar. Masyarakat pasti berekspektasi para alumni ITB untuk melakukan hal yang luar biasa. Bagi Nathan, semua hal yang luar biasa tersebut berasal dari what is the least that you can do. Tentunya, diharapkan hal yang seminimal-minimalnya tersebut bisa memberikan dampak positif untuk sekitar.
“Harapan saya setelah lulus S2 ITB melalui fast track, saya ingin melanjutkan S3 di luar negeri dan sepuluh tahun kedepan, selain ingin menjadi dosen sekaligus researcher, saya juga ingin menjadi seorang entrepreneur walau akan banyak tantangan,” ucapnya dengan penuh semangat.
Reporter: Jonathan Maximilia Surya Atmaja (Teknik Kimia, 2018)