Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh perwakilan Komunitas Cika-Cika. Setelah kata sambutan, kantong sampah dibagikan ke semua pihak yang berperan dalam membersihkan sungai tersebut. Peserta dibagi menjadi 4 kelompok yang tersebar dari bagian hulu ke hilir.

Sungai Cika-Cika merupakan bagian kecil dari Sungai Cikapundung. Menurut penjelasan Rio Andrian (OS ’20), Banyaknya komunitas kebersihan sungai saat ini tidak lepas dari hasil survei yang mengatakan bahwa Sungai Citarum merupakan sungai terkotor di dunia. “Pada tahun 2018, Sungai Citarum menjadi sungai terkotor di dunia akibat banyaknya sampah limbah rumah tangga dan industri. Hal tersebut menjadi pemicu terbentuknya berbagai komunitas bersih-bersih sungai terutama di Kota Bandung,” ungkap Rio, selaku penanggung jawab kegiatan tersebut.

Selain karena dekat dengan Asrama KP, pemilihan Sungai Cika-Cika sebagai lokasi kegiatan karena air yang mengalir dari sungai ini jika diteruskan akan bermuara di Sungai Citarum. Setelah membersihkan sungai, kantong sampah yang sudah terisi akan ditimbang. Setiap kantong sampah yang terisi penuh memiliki bobot yang cukup berat. Hal ini mengindikasikan bahwa memang sangat banyak sampah yang mencemari Sungai Cika-Cika tersebut.

Setelah kegiatan selesai, acara dilanjutkan dengan buka bersama. Saat membersihkan sungai, ibu-ibu komunitas sudah menyiapkan makanan untuk disantap saat berbuka. Acara berakhir saat penyerahan cenderamata kepada Ketua Komunitas Cika-Cika, Ibu Iin oleh Ketua Pembinaan Terpusat Mei, Azzidny Amin.

Kegiatan bersih-bersih sungai ini merupakan salah satu dari serangkaian pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Tutor Asrama ITB. Pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu pre-event untuk menyambut kegiatan Pembinaan Terpusat Mei yang akan datang. Oleh karena itu, dalam melakukan pembinaan asrama, seluruh penghuni asrama dilibatkan dalam kegiatan pengabdian masyarakat tersebut.

Reporter: Kevin Agriva Ginting, GD’20

Foto: Kevin Agriva Ginting