Obituari: Prof. Surna Tjahja Djajadiningrat , Dewan SBM ITB

Oleh Luh Komang Wijayanti Kusumastuti

Editor Luh Komang Wijayanti Kusumastuti

BANDUNG, itb.ac.id - ITB kehilangan salah satu profesor terbaiknya. Prof. Ir. H. Surna Tjahja Djajadiningrat atau yang kerap disapa Prof. Naya telah berpulang. Guru Besar dalam bidang Manajemen Lingkungan ini berpulang pada Senin (25/08/14) di Jakarta di usianya yang ke - 70. dan telah dimakamkan pada Selasa (26/08/14). Pengabdiannya dalam bidang lingkungan hidup dan pengembangan masyarakat akan selalu dikenang di seluruh nusantara.

Selama masa hidupnya, pengabdiannya penuh kepada negara. Beliau pernah berkarier di Kementrian Negara Lingkungan Hidup (KLH) (1988-1999) dan menjadi anggota MPR RI Utusan Ekologis (1993-1998). Karier beliau lanjutkan menjadi Staf Ahli Menteri Pertambangan dan Energi Bidang Lingkungan Pertambanan (1999-2000). Kemudian menjabat di Departemen Energi dan Sumber Daya sebagai KepalavBadan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral, sebagai Direktur Jendral Pertambangan Umum (2000-2001). Pada periode 2000-2004 Prof. Naya juga bergabung dengan Dewan Riset Nasional.


Prof. Naya, Pendiri SBM ITB dengan Sosok Idealis


Prof. Naya mendapat gelar sarjananya dari program studi Teknik Industri Institut Teknologi Bandung pada tahun 1972. Kemudian mendapatkan gelar master dan doktornya di University of Hawai, USA khusus pada bidang Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Saat ITB akan membuat fakultas baru pada tahun 2003, yaitu fakultas Manajemen, beliau adalah salah satu yang terlibat dalam pendiriannya. Kemudian lahirlah Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) ITB tempat mengabdi beliau selanjutnya. Prof. Naya diangkat menjadi dekan pertama pada periode 2004-2009. Kesuksesannya tidak hanya berhenti di sana. Beliau membantu mendirikan ESQ Business School karena baginya, perlu sebuah wadah untuk membangun karakter generasi masa depan. "Kita kehilangan identitas. Bangsa yang kehilangan identitas tak akan maju," ungkap Prof. Naya semasa hidupnya.


Beliau sempat kembali aktif di KLH sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam pegelolaan Lingkungan, beliau juga merupakan Dewan Penasehat Indonesa Project on Climate Change. Di ITB, beliau bergabung dalam Kelompok Keahlian Manajemen Insani dan Kewirausahaan dengan kepakaran dalam bidang Etika Bisnis dan Pertanggungjawaban Sosial. Beliau juga menjabat sebagai Dewan SBM ITB. Saat mengajar serta membimbing mahasiswanya, Prof. Naya selalu membuat mahasiswanya terinspirasi dengan karya dan jejak yang telah ditinggalkannya.


Prof. Naya dimata mahasiswanya adalah seorang yang idealis. "Beliau adalah sosok yang idealis. Beliau masih mau berkecimpung di bidang sosial untuk masyarakat meski dengan karirnya yang telah menjulang." ungkap Rizky R. (Manajemen 2011).  Rizky merupakan mahasiswa yang dibimbing tugas akhirnya oleh Pak Naya. Awalnya, Rizky mengenal Prof. Naya saat mengikuti program Social Enterprise for Economic Development  yang diadakan beliau. Program tersebut merupakan program di bidang pengembangan sosial se - Asia Tenggara untuk menumbuhkan  kesadaran dan kepedulian terhadap keadaan ekonomi Asia Tenggara.


Dari pengalaman tersebut, Rizky tertarik untuk mengenal bidang sosiel entrepreneurship lebih jauh lagi sehingga meminta Prof Naya untuk membimbingnya. "Saat sidang akhir Juli lalu baru saya tau, ternyata Pak Naya baru pertama kali membimbing S1. Beliau biasanya membimbing mahasiswa S2," kenang Rizky. Ia juga menceritakan bahwa Prof. Naya selalu menyempatkan waktunya untuk melakukan bimbingan meskipun harus menempuh jarak jauh dari Jakrta menuju Bandung. Menurut Rizky, mahasiswa masih menunggu dan butuh ide dari Prof. Naya yang selama ini didapatkan. Ia terinspirasi untuk menjadi sosok seperti Prof. Naya.