Oddisey 2015: Aplikasikan Ilmu Manajemen lewat Pertunjukan Teater

Oleh Bayu Rian Ardiyansyah

Editor Bayu Rian Ardiyansyah

BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB kembali menyuguhkan pertunjukan teater yang memukau dalam rangkaian pagelaran Opera and Drama Inspired by SBM for Education Charity (ODDISEY). Oddisey yang telah sebelas kali diadakan ini merupakan proyek akhir dari mata kuliah Praktek Manajemen dan Kepemimpinan. Pada penyelenggaraan tahun ini, Oddisey berlangsung selama empat hari berturut-turut pada Kamis-Minggu (26-29/03/15) di Teater Tertutup Dago Tea House, Taman Budaya Jawa Barat.
"Pertunjukan ini merupakan puncak dari mata kuliah yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa tingkat pertama di SBM ITB. Oddisey adalah pelajaran tentang adaptasi, eksplorasi diri serta kordinasi tim sebagai pembelajaran untuk menjadi seorang profesional," jelas Dr. Eng. Pri Hermawan, S.T., M.T. selaku Ketua Prodi Manajemen SBM ITB. "Melalui oddisey, kami mendorong mahasiswa agar berani keluar dari kebiasaan lama dan mencoba hal-hal baru. Dengan demikian, masing-masing pribadi dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sebagai seorang pemimpin," tambahnya saat membuka penampilan Oddisey 2015 hari ketiga.

Oddisey tahun ini menampilkan serangkaian pertunjukan yang bertajuk Amortacus. Dengan mengambil nuansa tema ghost story, pagelaran ini membawakan dua buah cerita yang menggabungkan unsur cinta (amor), manusia (mortal), dan monster (ocus). Cerita yang ditampilkan pada hari pertama dan kedua dengan judul The Monstrous Night mengisahkan perjuangan sesosok monster tanpa tubuh bernama Mothrus yang bersemayam di tubuh seseorang. Selanjutnya, pertunjukan pada hari ketiga dan keempat mengangkat cerita rakyat Gunung Merapi yang berkisah tentang perjalanan hidup seorang putri bernama Anjani. Masing-masing cerita dipresentasikan ke dalam tiga nomor pertunjukan yang terintegrasi dengan menarik, yaitu Body Performance, Romance Fantasy, dan Mimesis Show.

Melalui pembelajaran dengan model proyek seperti ini, mahasiswa dapat secara langsung mengaplikasikan berbagai ilmu manajemen yang telah didapatkan di kelas. Selain manajemen pertunjukan yang baik, Oddisey juga tetap menjunjung standar nilai sebuah pertunjukan layaknya pagelaran opera dan drama. Berbekal persiapan dan latihan intensif selama 10 minggu, pemain yang seluruhnya merupakan mahasiswa SBM ITB telah berhasil menampilkan koreografi, tata pencahayaan, tata musik, serta alur cerita yang mampu dibawakan secara profesional.

"Oddisey tidak hanya sekedar pertunjukan teater. Di sini kami telah belajar banyak hal, mulai dari memimpin tim, manajemen waktu yang baik, mengendalikan emosi, hingga mengerti arti pentingnya teman dan rasa kekeluargaan dalam tim," tutur Yealinzka Tinnova (Manajemen 2014) selaku executive producer Oddisey 2015.  "Selain itu, kami juga belajar untuk berbagi melalui menyumbangkan keuntungan dari acara ini kepada yang membutuhkan, khususnya dalam bidang edukasi" tutupnya.