Open House KK Elektronika: Ilmu Elektronika untuk Perkembangan Teknologi
Oleh Gilang Ariawan Wicaksono
Editor Gilang Ariawan Wicaksono
Seminar yang dilakuan terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah Keynote Speech dari Richard W. K. Mengko, dosen elektronika ITB yang sudah memiliki pengalaman di bidang pemerintahan, industri, dan akademik. Richard dipilih karena pengalamannya yang luas dan diharapkan bisa memberi gambaran umum mengenai keilmuan elektronika di Indonesia, atau bahkan dunia. Bagian pertama ini juga menghadirkan kuliah umum dari Fire Tomohisa Wada, Wakil Presiden bidang IT Strategy, Universitas Ryukyu, Jepang, dan dari Trio Adiono, dosen dari kelompok keahlian elektronika.
Bagian kedua merupakan talkshow bertajuk "Peluang dan Tantangan Bidang Profesi Elektronika dalam Memperkuat Daya Saing Industri ICT, Consumer Goods, Transportasi, dan Pertahanan Keamanan". Talkshow ini menghadirkan pembicara dari bidang pemerintahan, BUMN, dan swasta. Pembicara berasal dari Kementerian Komunikasi dan Informasi dari bidang pemerintahan, PT LEN dan PT PINDAD dari BUMN, serta PT ELDA, Hariff, dan CMI dari swasta.
Perluas Wawasan
Saat ini peminat bidang ini turun akibat animo dan pemikiran umum yang salah. Selama ini lulusan elektronika juga banyak yang dianggap belum memiliki rencana karir dan adanya pemikiran bahwa elektronika itu sulit.
Pemikiran seperti inilah yang ingin diluruskan. Elektronika mengambil bagian dalam banyak teknologi saat ini sehingga ilmu elektronika akan jauh lebih berguna. Selain itu, acara ini diselenggarakan untuk lebih memperluas wawasan mahasiswa elektro dan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB terhadap bidang elektronika.
Dengan adanya acara ini, diharapkan animo mahasiswa yang akan menekuni bidang elektronika meningkat. "Ini ranah kita. Kalau yang punya ilmu takut untuk mulai, bagaimana dengan yang belum punya ilmu ini?" ujar Rachmad Vidya (Teknik Elektro 2007) selaku ketua acara Open House KK Elektronika. "Kesempatan untuk berkarir di bidang elektronika banyak. Dari sini kita ingin supaya mahasiswa berani melangkah, tetapi tidak sembarangan," ujar Rachmad menambahkan.