Ingin Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas, ITB Gagas Proyek Pembangunan dan Penataan Kampus

Oleh Neli Syahida

Editor Neli Syahida

BANDUNG, itb.ac.id - Saat ini Indonesia sedang membutuhkan banyak ahli untuk melakukan pembangunan. Oleh karena itu, ITB, perguruan tinggi yang dipandang oleh masyarakat mampu untuk mencetak para ahli harus meningkatkan kuantitas maupun kualitas sarjananya. Untuk menjawab tantangan tersebut, ITB menggagas sebuah proyek "Rancangan Pembangunan & Penataan Kampus ITB Tahun 2012 - 2014".

Sebelumnya, kampus ITB hanya didesain untuk menampung kurang lebih 15.000 mahasiswa. Namun, jumlah mahasiswa pada tahun 2010 mencapai 20.000, sedangkan pada tahun 2025 diperkirakan akan menjadi 30.000. Untuk mencetak lebih banyak sarjana, ITB harus meningkatkan kapasitasnya dengan membangun gedung-gedung perkuliahan. Selain itu, pengembangan ilmu dari beberapa bidang studi membutuhkan fasilitas lebih dari yang sudah ada saat ini. 

Proyek ini sebenarnya sudah digagas sejak 2006. Namun, pembangunan baru akan gencar pada 2012 akhir hingga 2014. Dana untuk pembangunan ini sendiri berasal dari berbagai pihak, yaitu Japan International Cooperation Agency (JICA), Kemenpora, IA-ITB, dll.

ITB Multikampus, Satu Institusi dan Satu Pengelolaan

Merasa memiliki keterbatasan lahan untuk mengembangkan wilayah kampus, ITB pada akhirnya mengeluarkan konsep multi kampus. Wilayah yang dipandang tepat untuk pembangunan ITB adalah Jatinangor dan Bekasi. Baik lahan di Jatinangor maupun Bekasi sendiri merupakan sumbangan dari pemerintah. Lahan di Jatinangor merupakan sumbangan dari Pemerintah Jawa Barat, yang dulunya merupakan lahan Universitas Winaya Mukti. Sedangkan lahan di Bekasi juga merupakan sumbangan dari pemerintah Bekasi.

Walaupun lokasinya memang terpisah, namun adanya konsep multi kampus ini menekankan bahwa ITB di manapun wilayahnya, merupakan satu institusi, satu pengelolaan. "Tidak ada istilah ITB nomor 1 di Ganesha, nomor 2 di Jatinangor atau Bekasi. Semua sama statusnya, jalur masuknya pun sama. Hanya terpisah wilayah saja," tutur Rudy Hermawan, Dosen Teknik Sipil ITB.

ITB Ganesha: Pembangunan Gedung Baru dan Revitalisasi Gedung yang Sudah Ada

Pembangunan utama ITB kampus Ganesha yang saat ini sedang berjalan akan berfokus pada pembangunan gedung-gedung baru dan revitalisasi gedung yang sudah ada. Ada empat gedung baru yang akan dibangun dan didanai oleh JICA. Gedung-gedung ini difokuskan pada fasilitas dan kapasitas penelitian serta sebagai wadah untuk industri.

Gedung pertama bernama Center for Advanced Sciences (CAS) yang merupakan pusat untuk program studi Matematika, Astronomi, dan Nanoteknologi. Gedung kedua bernama Center for Infrastructure and Built Environment (CIBE) merupakan pusat di mana laboratorium untuk prodi Teknik Sipil berada.

Gedung ketiga bernama Center for Art, Design, and Language (CADL) dimana nantinya akan digunakan sebagai studio Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), UPT Bahasa, serta GSG. Sementara itu gedung keempat bernama Center for Research and Community Services (CRCS). Gedung berikutnya yang akan dibangun adalah Gedung Riset dan Museum Energi dan Mineral.

Selain itu, ITB mendapat kepercayaan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA) untuk membangun Laboratorium Uji Doping di kawasan ITB, tepatnya selatan GKU Timur ITB. Laboratorium yang pembangunannya dibiayai oleh KEMENPORA ini merupakan laboratorium uji doping pertama di Indonesia.

Revitalisasi fasilitas-fasilitas lain penunjang kegiatan mahasiswa juga dirasa perlu dilakukan. Revitalisasi perpustakaan menjadi agenda utama dalam pembangunan ITB. Selain itu, akan diadakan juga revitalisasi sub center, di mana mahasiswa akan melakukan kegiatan sehari-hari.

Revitalisasi dilakukan di beberapa titik. Di bagian utara, akan dipusatkan di bagian tunnel yang harapannya kelak akan digunakan sebagai tempat untuk mengadakan pameran dan konser. Di bagian Barat, GKU Barat akan diperluas dan ditambah fasilitas seperti tempat fotocopy dan printing. Bagian timur, akan dipusatkan di dekat GKU Timur dan Lab Uji Doping yang akan dibangun.

Pembangunan fasilitas lain juga tidak luput dari perhatian ITB. Pembangunan selasar di beberapa tempat diharapkan dapat menunjang kegiatan mahasiswa. Pembangunan trotoar di daerah timur juga dirasa perlu untuk kenyamanan pengguna jalan. Bagian saraga, tepatnya kolam renang, akan ditutup dan dilindungi dengan canopy.

Untuk mempermudah transportasi mahasiswa, dua belas halte akan dibangun di beberapa tempat strategis di mana mahasiswa sering menunggu angkutan umum. Halte tersebut dibangun di sepanjang jalan Ganesha, jalan menuju Balubur, serta jalan menuju Sabuga. Harapannya, angkutan umum akan berhenti tepat di halte yang sudah ditentukan, sehingga tidak menimbulkan kemacetan lagi. Dan untuk mengatasi masalah membludaknya kendaraan, maka ITB akan membangun tempat parkir di basement Aula Barat dan Aula Timur ITB.

YPM Salman juga ikut serta dalam rencana pembangunan kali ini. YPM Salman akan membuat terowongan yang menghubungkan area Masjid Salman dengan area sekitar FSRD.

Rencana Besar ITB

Lebih jauh lagi, akan ada rencana besar pembangunan ITB 2020. Lokasi yang dipandang paling memungkinkan untuk mengeksekusi rencana ini adalah dekat perkebunan Walini, yaitu sekitar Kabupaten Bandung Barat. Dan rencana yang lebih besar lagi adalah ITB Malaysia yang rencananya akan berlokasi di Johor.

Walaupun pembangunan pasti akan menimbulkan kesibukan di kampus ITB Ganesha, namun dipastikan pembangunan tidak akan mengganggu proses pembelajaran. "Kami sudah memperhitungkan semuanya. Misalnya, kendaraan konstruksi hanya boleh masuk pada malam hari saja. Semua ini diharapkan seberapa pun sibuknya pembangunan berjalan, namun tidak akan mengganggu proses belajar mengajar," ungkap Muslinang, salah satu dosen ITB yang terlibat dalam proyek pembangunan ini.