Orasi Ilmiah Prof. Ari Widyanti: Ergonomi Kognitif di Industri 4.0
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Prof. Ari Widyanti, S.T., M.T., Ph.D., menyampaikan orasi ilmiahnya pada Sabtu, 18 Maret 2023 di Aula Barat ITB. Ia membawakan topik orasi berjudul “Ergonomi Kognitif di Industri 4.0”.
Pada kesempatan orasi ilmiah ini, Prof. Ari menyampaikan definisi teknik industri sebagai pengantar orasinya, yakni keilmuan yang berfokus pada proses desain, perancangan, perbaikan, dan instalasi dari sistem terintegrasi. Salah satu pilar dalam teknik industri adalah ergonomi atau kerap disebut sebagai human faktor.
Ergonomi merupakan salah satu pilar terbesar dalam teknik industri. Pengertian ergonomi adalah disiplin ilmu yang memiliki fokus pada kemampuan dan keterbatasan manusia serta pemanfaatannya dalam proses merancang dan mendesain. Tujuan akhir dari ergonomi adalah meningkatkan produktivitas dan performansi.
Dalam penjelasannya, Prof. Ari memaparkan tiga pilar ergonomi yang dikutip dari International Ergonomic Association, yakni physical ergonomics (PE), cognitive ergonomics (CE), dan organizational ergonomics (OE). Irisan dari ketiga pilar tersebut menggambarkan aspek fisik dan nonfisik dari ergonomi. Pilar yang akan dibahas lebih lanjut oleh Prof. Ari pada orasinya adalah cognitive ergonomics (CE).
Dengan mengangkat tema ergonomi kognitif di industri 4.0, Prof. Ari mengawali pembahasannya dengan pengertian workload yang berarti perbedaan antara task demand dan cognitive/mental capacity. Terdapat dua skenario saat task demand lebih besar dan lebih kecil daripada cognitive/mental capacity. Saat task demand lebih besar daripada kapasitas manusia, maka akan terjadi overload yang memicu eror bahkan kecelakaan kerja. Namun, task demand yang lebih kecil daripada cognitive/mental capacity tak selalu menggambarkan kondisi yang lebih aman. Dalam jangka panjang, skenario ini mampu menyebabkan kebosanan hingga menurunkan performansi saat bekerja.
Selain itu, adanya gawai memaksa manusia untuk menerima banyak informasi. Inilah yang menjadi tantangan bagi engineer saat merancang sistem. “Dari gadget kita harus mengetahui seberapa banyak informasi yang dapat diterima, diingat, dan diproses oleh manusia. Ini menjadi tantangan untuk membuat interface yang mudah dipahami agar mampu memperoleh informasi yang diperlukan,” jelas Prof. Ari dalam orasinya.
Prof. Ari memaparkan fungsi kognitif berupa persepsi dalam penerapannya di dunia industri. Beliau memberikan gambaran terkait usability engineering atau proses rekayasa kemudah pakaian saat merancang produk agar sesuai dengan persepsi pengguna. Aspek persepsi dalam fungsi kognitif ini memicu engineer untuk memahami apa yang ada di pikiran pengguna saat menggunakan produk tersebut.
Selanjutnya, Prof. Ari menyampaikan penerapan fungsi kognitif pada aspek atensi. Sebagai contoh, Prof. Ari memberikan dua kasus yang berkaitan dengan transportation safety, yakni penggunaan ponsel saat bermotor dan memory load dari pegawai Air Traffic Controller (ATC). Prof. Ari bersama tim mahasiswa melakukan penelitian yang mengukur gelombang otak untuk mendeteksi ada atau tidaknya penurunan atensi pada pengemudi ojek saat menggunakan navigasi di ponsel.
Hasil penelitian menunjukan penurunan atensi yang tidak terlalu signifikan saat pengendara motor hanya melihat navigasi di ponsel. Namun, jika pengendara motor melakukan panggilan atau mengirimkan pesan saat bermotor, penurunan atensi akan lebih signifikan sehingga perilaku ini perlu dihindari.
Prof. Ari juga menjelaskan sering melakukan diskusi dan kerja sama dengan pihak dari Departemen Psikologi. Mengutip dari Theory of Reasoned Action yang dikembangkan oleh Martin Fishbein dan Icek Ajzen pada 1975, kognitif akan memengaruhi afektif atau perasaan dan keinginan untuk melakukan sesuatu. Tak hanya itu, kognitif juga memengaruhi konatif, sikap, dan perilaku. “Dengan demikian, kognitif akan memengaruhi behaviour (perilaku).” ungkap Prof. Ari.
Saat pandemi, mahasiswa S1 yang dibimbing oleh Prof. Ari melakukan penelitian yang memanfaatkan Virtual Reality (VR) untuk berwisata secara virtual. VR yang mampu memberikan pengalaman seperti berada di dunia nyata melalui teknologi maya, memfasilitasi masyarakat yang tidak dapat berekreasi selama pandemi melalui virtual tourism. Penelitian ini dilakukan di Museum Nasional Indonesia dan menghasilkan hasil yang menjanjikan. Prof. Ari mengatakan penelitian ini akan terus dikembangkan untuk kepentingan pendidikan dan bidang lainnya.
Prof. Ari yang lahir di Kediri pada 13 Juni 1976. Ia tergabung dalam Kelompok Keahlian Ergonomi dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (ERK3) Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung (FTI ITB). Prof. Ari menjadi Guru Besar ITB sejak 1 Juli 2022.
Beliau menamatkan pendidikan Sarjana Teknik Industri di ITB dengan gelar Cumlaude pada 1998 dan memperoleh gelar Magister Teknik dan Manajemen Industri di ITB pada 2001 hingga mendapatkan gelar Ph.D. dari University of Groningen, Belanda pada 2013. Sejak 1999, Prof. Ari menjadi Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri ITB dan menjadi Wakil Dekan Sumber Daya FTI ITB sejak 2020.
Tak hanya itu, Prof. Ari aktif di berbagai kegiatan penelitian dengan bidang penelitian berupa ergonomi kognitif dan usability engineering. Salah satu hibah riset yang dilakukan oleh Prof. Ari adalah Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture. Hingga kini, Prof. Ari telah mempublikasikan 67 makalah dalam jurnal/prosiding terindeks Scopus dan memiliki H indeks 10.
Reporter: Hanan Fadhilah Ramadhani (Teknik Sipil Angkatan 2019)