Orasi Ilmiah Prof. Herto Dwi Ariesyady: Peran Komunitas Mikroorganisme dalam Pengelolaan Lingkungan Air Secara Terintegrasi
Oleh Artanti Mirta Kusuma - Mahasiswa Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
Orasi Ilmiah Prof. Dr. Herto Dwi Ariesyady, S.T., M.T. di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Sabtu (16/9/2024)
BANDUNG, itb.ac.id - Prof. Dr. Herto Dwi Ariesyady, S.T., M.T. dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung (FTSL ITB) menyampaikan Orasi Ilmiah Guru Besar berjudul “Peran Komunitas Mikroorganisme dalam Pengelolaan Lingkungan Air Secara Terintegrasi”, di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Sabtu (16/9/2024).
Prof. Herto menjelaskan mengenai pentingnya peranan air dalam kehidupan sehari-hari. “Air merupakan kebutuhan utama manusia. Bagi manusia, air bersih adalah salah satu kebutuhan utama untuk minum, mandi, cuci, dan sebagainya. Beberapa karakteristik atau kriteria air bersih antara lain jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak mengandung kuman dan zat-zat yang berbahaya. Kriteria tersebut diperlukan untuk mencegah terjadinya penyakit bawaan air (waterborne disease),” ujarnya.
Terkait dengan akses air bersih dan sanitasi, beliau menjelaskan mengenai konsep pengelolaan sumber daya air terpadu (PSDAT). PSDAT merupakan konsep yang mengutamakan perencanaan, perlindungan, pengembangan, dan pengelolaan air dalam satu wilayah sungai. PSDAT bertujuan untuk memastikan keberlanjutan penggunaan air dan menjaga keseimbangan ekosistem. Namun, implementasi dari konsep tersebut memiliki berbagai tantangan antara lain keterbatasan sumber daya, adanya pencemaran, kurangnya pengelolaan efektif, dan dampak pembangunan yang meningkat.
Dalam kesempatan tersebut, beliau menekankan terkait pengendalian daya rusak air, yakni upaya untuk mencegah dan mengurangi pencemaran dan kerusakan sumber air. Terkait dengan pengelolaan air terdapat tiga aspek proteksi lingkungan air, antara lain sumber pencemaran dan kerusakan, dampak pencemaran dan kerusakan, serta pengendalian pencemaran dan kerusakan. Sumber pencemaran dapat berasal dari aktivitas domestik berupa limbah rumah tangga dan sampah, pencemaran akibat aktivitas industri, serta pencemaran akibat aktivitas pertanian.
Terdapat beberapa studi kasus mengenai kualitas air di Indonesia yang pernah diteliti oleh Prof. Herto antara lain studi kasus pertama, dampak merkuri terhadap lingkungan, kesehatan, dan sosial ekonomi masyarakat di sekitar lokasi pertambangan emas skala kecil (PESK). Studi kasus kedua terkait dengan pelacakan sumber mikrobiologis bakteri Salmonella sp. dan Escherichia coli di Sungai Citarum bagian hulu. Studi kasus ketiga, analisis risiko mikrobial pada sumber air minum dan insidensi penyakit diare di Kampung Daraulin, Kabupaten Bandung. Studi kasus keempat, dinamika populasi mikroorganisme aktif pada pengolahan limbah cair pengecatan logam dengan sistem lumpur aktif di industri otomotif. Studi kasus kelima, studi ekofisiologi biodiversitas bakteri dan archaea penggunaan asam lemak pada proses digester anaerobik yang mengolah air limbah domestik melalui teknik biologi molekuler.
Beliau menekankan peranan penting komunitas mikroorganisme dalam menjaga keseimbangan ekosistem. “Mikroorganisme merupakan bentuk kehidupan yang tak kasat mata, namun memainkan peran krusial dalam ekosistem air. Mereka hadir dalam berbagai bentuk dan fungsi, mulai dari bakteri yang menguraikan bahan organik hingga alga yang melakukan fotosintesis, membentuk rantai makanan yang kompleks. Keberadaan komunitas mikroorganisme dalam air sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung kelestarian kehidupan,“ ujarnya.
Reporter: Artanti Mirta Kusuma (Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, 2021)