Padukan Teknik Celup Ikat dan Batik Tulis, Mahasiswi ITB Juarai Kompetisi Design Nasional
Oleh Adhitia Gesar Hanafi
Editor Adhitia Gesar Hanafi
Pada awal kompetisi, Putri mengikuti seleksi awal dengan mengirimkan tiga buah design terbaiknya. Setelah melalui tahap penilaian, Putri bersama delapan pesaingnya dari berbagai perguruan tinggi dan sekolah mode seperti Binus, Lasale Jakarta, Esmode Jakarta dan IFA Shanghai, memasuki tahapan sembilan besar dan diharuskan mengikuti karantina selama dua hari di Jakarta. Pada proses karantina, setiap peserta diharuskan menyelsaikan busana rancanganya dengan penuh inovasi dan kreatifitas untuk dipamerkan pada acara puncak Nissan March Invasion.
Dalam lomba fashion pertamanya ini, Putri memadukan teknik membatik, teknik celup ikat dan teknik sulam tangan dalam busana rancanganya. Menggunakan bahan thai silk yang dipadukan dengan katun dan pewarna alami berbahan secang, Putri berusaha menampilkan busana dengan bagian atasan berkonsep modern dan bawahan busana bernuansa tradisional yang terinpirasi dari kain sarung. Dengan sangat apik, Putri menggabungkan unsur abstrak dari teknik celup ikat dengan nuansa halus dari batik tulis, untuk memberikan kesan yang tidak biasa dalam busananya yang memiliki potongan berlapis-lapis.
Selain hadiah berupa uang sebesar lima puluh juta rupiah dan gelar sebagai ambasador nissan serta kesempatan jalan-jalan mengunjungi Hongkong Fashion Week, kompetisi ini memberikan banyak ilmu dan pengalaman bagi Putri. Ilmu mengenai fashion business Putri peroleh saat karantina dari narasumber kawakan Rinda Salmun. Karantina turut menghadirkan pakar-pakar yang berandil besar dalam dunia fashion Indonesia seperti, chief editor majalah bazzar, chief editor majalah cosmopolitan, Sapto Djojokartiko dan Ria Lirungan yang memberikan bimbingan kepada para peserta dan Ayla Dimitri yang membagi kisah dan pengalamanya dalam dunia fashion kepada para peserta.
Bagi mahasiswi kelahiran Agustus 21 tahun silam ini, membatik bukanlah hal yang baru dan sulit. Penghargaan sebagai pembatik muda diraih oleh Putri dari Yayasan Batik Indonesia pada tahun 2014. Dengan prestasi yang telah diraihnya, Putri berharap bisa memotivasi rekan-rekan dan adek-adek kelasnya untuk mengikuti kompetisi serupa. Melalui kompetisi ini pula, Putri ingin menunjukan bahwa teknik-teknik kriya yang dapat diterapkan dalam dunia fashion sangatlah banyak. Setelah lulus sarjana dari ITB, Putri bercita-cita untuk memulai bisnis produksi pakaian sehari-hari berbahan batik modern menggunakan teknik-teknik kriya yang telah dipelajarinya selama kuliah.