Pameran "Heart to Heart, Country to Country": Kebudayaan Kamboja

Oleh asni jatiningasih

Editor asni jatiningasih

BANDUNG, itb.ac.id- Sabtu(18/04/09), International Student Forum (ISF) ITB menyelenggarakan acara tahunan "International Day 2009". Acara terbagi menjadi dua bagian, yaitu pameran dengan tema "Heart to Heart, Country to Country" dan malam kebudayaan dengan tema "Colours of The World in One Night". Pameran diselenggarakan di lapangan CC Timur ITB dan diikuti oleh mahasiswa asing yang menempuh pendidikan di ITB dari Kamboja, Vietnam, Laos, Malaysia, Czech, Belanda, India, dan juga mahasiswa Indonesia.

Masing-masing negara membuka stand-stand yang menampilkan ciri khas kebuadayaan masing-masing. Item yang ditampilkan diantaranya makanan khas, foto-foto, video, dan pernak-pernik unik dari masing-masing negara.


Di stand Kamboja, dihadirkan makanan khas Kamboja seperti Sach Kor Ang, yaitu semacam daging sapi bakar; Bro Hok Khte, yaitu campuran ayam dengan ikan fermentasi; dan Bor bor Dom Long, yaitu nasi lengket dengan ketela/singkong.

Selain makanan, stand tersebut dipenuhi dengan pernak-pernik kebudaan khas Kamboja. Sambil melihat-lihat, pemilik stand, Pisey Hoeung (mahasiswa Teknik Kimia) menceritakan tentang kebudayaan Kamboja sembari sesekali memvisualisasikannya melalui foto dan gambar.

Kamboja memiliki alphabet tersendiri, disebut Khmer. "Sama seperti Jepang dengan Hiragananya," jelas Pisey. Penduduk Kamboja terdiri dari penduduk asli dan penduduk imigran dari Vietnam (mayoritas), Korea, Amerika, dan Jepang.Pakaian tradisional untuk perempuan Kamboja dinamakan Hole, sedangkan untuk keduanya dinamakan Kra Ma. "Ciri khas pakaian tradisional kami dapat dilihat dari pilihan warna yang beragam, terbuat dari sutra, dan dibuat dengan tangan," demikian Pisey menjelaskan.

Dari segi wisata, banyak tempat dan bangunan bersejarah yang dapat ditemui di Kamboja seperti Angkor Wat, bangunan bersejarah bekas kerajaan pada tahun 1113; Candi Benteng Srie, tempat memuja Tuhan yang banyak dikunjungi wanita; dan candi Angkor Thom dengan 4 wajah Budha. Tak heran, Kamboja disebut sebagai Kingdom Of Wonder. Bahkan, pada bendera Kamboja gambar candi dicantumkan sebagai representasi budaya. "Bendera kami terdiri dari tiga warna, biru yang merepresentasikan orang dan serdadu; merah yang merepresentasikan raja; dan putih yang merepresentasikan kebudayaan," jelas Pisey.



Dari segi pekerjaan, sebagian besar warga Kamboja bermatapencaharian sebagai petani (80%). Komoditas pertanian mereka yang utama adalah pohon aren.

Di ibu kota Kamboja, Phnom Penh, terdapat bangunan Wat Phnom yang merepresentasikan ibu kota. Kemudian, terdapat juga Royal Palace yang dapat dikunjungi masyarakat umum setiap harinya. Di Royal palace ditampilkan kursi raja yang terbuat dari emas dan lantai kerajaan yang terbuat dari perak. Bangunan lain yang tidak kalah penting di Kamboja adalah monumen kemerdekann yang dibangun tahun 1953 sebagai simbol kemerdekaan Kamboja dari koloni Perancis.

Foto: Google Image

 


scan for download