Pameran Karya Pengabdian Masyarakat Mahasiswa ITB 2017 : Tumbuhkan Empati Terhadap Masyarakat

Oleh Sitti Mauludy Khairina

Editor Sitti Mauludy Khairina


BANDUNG, itb.ac.id - Pengabdian kepada masyarakat ialah salah satu tridarma perguruan tinggi yang harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mewujudkan cita-cita para leluhur yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, “Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, Lembaga Kemahasiswaan (LK) ITB mempersembahkan Pameran Karya Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Mahasiswa ITB 2017 pada Jumat (03/11/17)  di Gedung Center for Research and Community Services (CRCS) ITB lantai 3 mulai pukul 07.00-17.00 WIB.

Gencarnya kegiatan berbasis kemasyarakatan di ITB dewasa kini menjadi suatu sinyal positif bahwa minat mahasiswa ITB terhadap bidang kemasyarakatan pun ternyata tinggi. Muhammad Adnin (Teknik Geodesi dan Geomatika 2014), Ketua Koordinator Kompetisi Pameran Pengmas ITB, menerangkan bahwa terdapat 19 booth dari lembaga berbeda yang menampilkan karya-karya hasil pengmasnya, seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN), Kolaborasa, Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ), Skhole, Geurah, Gebrak, INDESS, Dewari UP, Mahasiswa Rantau, Keluarga Mahasiswa Kelautan (KMKL), Nymphaea, Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL), Pelita Muda, Himpunan Mahasiswa Rekayasa Kehutanan (HMRH), Himpunan Mahasiswa Planologi (HMP), Ilubiung, Aku Masuk ITB (AMI), dan Amisca. Dengan fokus dan metode yang berbeda, ternyata masing-masing lembaga memiliki keunggulannya tersendiri.


Tak hanya ditujukan untuk civitas akademika ITB, masyarakat umum Kota Bandung pun dapat turut serta. Antusiasme yang tinggi dapat terlihat dari kehadiran pengunjung yang lebih dari 1000 orang. Bahkan, Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA, pun terlihat menghadiri booth KKN untuk melihat hasil karya mahasiswa.

Setiap booth menampilkan karya yang berbeda-beda. Misalnya saja, booth KKN fokus pada karya berupa maket proyek dari empat tema yang dieksekusi, yaitu tema air, Pendidikan, infrastruktur, dan eco-agro. Kerajinan tangan juga perkakas khas daerah misalnya, beberapa hal tersebut menjadi hasil karya yang ditampilkan pada booth Ekspedisi Pelita Muda. Lain lagi halnya pada booth Aku Masuk ITB (AMI) yang menyajikan hasil dokumentasi tim Diseminasi Khusus ke daerah tertinggal, terluar, dan terpencil (3T).


Booth lainnya kurang lebih menampilkan hal yang serupa, yaitu mulai dari dokumentasi proyek, maket, peralatan etnik, bahkan hingga kerajinan tangan dari kulit jagung hasil karya masyarakat seperti yang ditampikan pada booth pengmas HMTL.

 “Harapannya, untuk seluruh teman-teman sebangsa dan setanah air untuk tetap mencintai rakyatnya. Kalau untuk acara harus lebih baik dan bisa menumbuhkan empati pengunjung untuk berhati lembut kepada masyarakat. Salam Perjuangan Indonesia!” ungkap mahasiswa tingkat akhir ini.