Pameran Teknologi Pertahanan Indonesia di ITB
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Suasana kampus Institut Teknologi Bandung tampak berbeda dari biasanya pada Selasa (2/4/2019) lalu. Tank-tank dan mobil tempur terparkir rapi sambil dijaga beberapa pria berbadan tegap berpakaian loreng. Namun bukan sedang siaga untuk berperang, melainkan dalam rangka pameran serta forum group discussion terkait teknologi pertahanan yang berlangsung di Aula Barat ITB, Jalan Ganesha No. 10 Bandung.
Acara yang bertemakan “Pengembangan Industri Pertahanan dalam Rangka Pemerataan Teknologi di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia” ini dibuka oleh Dr. Miming Miharja, S.T., M.Sc.Eng. sebagai Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni, dan Komunikasi ITB. Ia memberikan pembuka terkait dengan pengembangan dan fokus dari industri pertahanan Indonesia. "Saya yakin bahwa kita harus terus mengembangkan industri pertahanan kita, apalagi di zaman sekarang. Industri pertahanan dewasa ini sudah banyak dikembangkan melalui kerjasama antar berbagai negara dan pelaku industri yang ada," tutur Miming.
Ia juga mengingatkan bahwa Indonesia mempunyai daerah yang sangat luas. Itu sebabnya, Indonesia perlu terus menggenjot baik kuantitas, maupun kualitas industri alutsistanya. ITB sendiri telah memberikan sumbangsih berupa pemikiran dan kajian dari civitas akademik pada industri teknologi pertahanan Indonesia. Melalui acara ini, ia berharap bisa muncul pengembangan teknologi pertahanan yang lebih maju juga strategis. "Ini kan kesempatan kumpul dari berbagai macam pihak, kepentingan yang berbeda-beda, ya mudah-mudahan dari acara ini ide bisa keluar dan dieksekusi," lanjut Miming dalam wawancara khusus reporter ITB.
Pameran pertahanan tersebut diikuti oleh PT. PAL yang berkarya dalam perkapalan Indonesia, PT. Pindad yang berkutat dengan persenjataan bangsa, PT. LEN sebagai sebuah perusahaan elektronik dan sinyal yang menjadi sistem pendukung alutsista Indonesia, dan PT. DI yang sudah sangat populer bersama dengan pesawat-pesawat rakitan mereka. Mereka semua hadir bersama dengan teknologi dan karya yang paling baru dan mutakhir.
Selain memamerkan tank tempur, PT. Pindad juga menampilkan senjata laras panjang dan laras pendek buatan mereka di dalam Aula Barat. "Sebenarnya, secara desain, kita belum bisa mengaku menang dari produk asing, tapi dari kompetisi tembak internasional, produk Pindad tidak pernah mengecewakan dalam akurasi dan kepresisiannya," ungkap salah satu penjaga stand. Produk tersebut bukan hanya dipakai oleh para tentara nasional, tapi juga diekspor ke negara-negara lain khususnya di Asia Tenggara dan Afrika.
Terakhir, salah satu yang paling menarik hati tiap pengunjung, ialah pameran dari PT. Dirgantara Indonesia. Standnya ramai dikunjungi dan dijadikan spot foto karena mereka membawa produk unggulan dan terbaru seperti Wulung. Wulung adalah drone buatan anak negeri, pesawat tanpa awak, yang dipakai untuk patroli. Melalui pameran ini diharapkan dapat lebih meningkatkan karya dan inovasi bagi industri dan pengembangan teknologi pertahanan Indonesia.
Reporter: Ferio Brahmana (Teknik Fisika 2017)