Pasopati ITB : Memasyarakatkan Panahan Melalui Prestasi dan Kompetisi

Oleh Ahmad Fadil

Editor Ahmad Fadil

BANDUNG, itb.ac.id – Panahan merupakan olahraga yang belum se-populer sepakbola maupun bulutangkis di Indonesia. Olahraga yang mengandalkan kekuatan upper body dan kekuatan fokus ini masih sedikit peminat. Namun, semangat  memasyarakatkan olahraga panahan tidak pudar, terlebih di mata para anggota Unit Panahan Pasopati Institut Teknologi Bandung (ITB). Unit yang telah ada sejak Oktober 1995 di ITB ini memiliki visi memasyarakatkan panahan di Indonesia.

Berbagai cara dilakukan oleh Pasopati ITB untuk mewujudkan visinya. Berprestasi dan menyelenggarakan kompetisi, adalah dua cara yang digencarkan Pasopati ITB untuk mendekatkan olahraga panahan ini kepada mahasiswa dan masyarakat sekitar.

Prestasi

Berprestasi dapat memacu semangat orang lain untuk melakukan hal yang sama. Pasopati ITB mewujudkannya dalam aksi nyata. Salah satu prestasi terbaru dari Pasopati ITB adalah manjuarai kompetisi panahan UI Open di Universitas Indonesia. Medali emas ronde nasional beregu putri, perak beregu putra, dan perunggu untuk eliminasi putra berhasil dibawa pulang ke ITB.

Untuk meningkatkan prestasi, Pasopati membentuk badan khusus didalam kepengurusannya, yaitu Tim Champion. “Tim ini membawahi official dan atlet yang ingin mengikuti lomba, sehingga akan meningkatkan prestasi,” ujar ketua BSO Pasopati Jatinangor, Virdi Chaerusani, yang juga merupakan atlet peraih medali di UI Open.

Tak ingin sendiri, Pasopati mengajak mahasiswa ITB untuk mencoba olahraga panahan meski bukan anggota Pasopati melalui event Archery For ITB. Acara yang diadakan tahun 2017 lalu ini menunjukkan keseriusan Pasopati untuk memasyarakatkan panahan. Acara serupa juga rencananya akan digelar di ITB Multikampus terutama kampus Jatinangor.

Kompetisi

Kompetisi olahraga yang digelar ditengah-tengah masyarakat, akan membuat olahraga tersebut menjadi tidak asing bagi masyarakat. Prinsip ini yang berusaha diterapkan Pasopati ITB untuk mempopulerkan olahraga panahan. Salah satu kompetisi yang menjadi acara unggulan dari Pasopati adalah Ganesha Open. Acara yang terakhir digelar pada 2015 ini, sudah bertaraf nasional dan memperebukan piala Menpora. Virdi beranggapan bahwa kompetisi merupakan cara yang baik untuk memperkenalkan suatu olahraga kepada masyarakat. “Dengan kompetisi ini kan masyarakat bisa menonton, sehingga olahraga ini lebih populer lagi,”  kata Virdi optimis.

Selain prestasi dan kompetisi, kegiatan keakraban juga diadakan unit ini untuk merekatkan anggotanya. “Karena gak semua anggota Pasopati adalah atlet, jadi kegiatan keakraban ini cukup penting selain latihan rutin dan kompetisi,” ujar Frisilia, salah satu pengurus BSO Pasopati Jatinangor.

Perlengkapan Panahan

Memang olahraga panahan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Satu set perlengkapan panahan memerlukan biaya ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Namun, saat ini hal itu tak berlaku lagi. Banyak klub-klub panahan yang menyediakan fasilitas peminjaman alat untuk mencoba dan melihat potensi seseorang di bidang panahan.

“Klub panahan sekarang sudah banyak, tinggal masalah kemauannya aja sih. Bisa cari fasilitas-fasilitas di klub-klub panahan itu dulu. Kalau dia punya potensi, menurut saya biaya bukan halangan,” jawab Virdi saat ditanya pendapatnya mengenai biaya olahraga panahan.

Terakhir, Virdi memberikan tips bagi mahasiswa yang ingin berprestasi di bidang panahan, “Menembaklah satu anak panah lebih banyak daripada yang lain,” ujarnya. Artinya, selalu bekerja lebih keras daripada yang lain, maka prestasi tidak akan mustahil diraih.

Viva viva archery!

Penulis: Nur Faiz Ramdhani
Dokumentasi: Virdi Chaerusani
Narasumber: Virdi Chaerusani dan Frisilia Indriani