Pekan Kebudayaan Melayu ITB 2011: Pesan Persatuan Lewat Kolaborasi Seni

Oleh Ramasha Shella Gustia

Editor Ramasha Shella Gustia

BANDUNG, itb.ac.id - Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB menjadi saksi bisu penampilan menawan mahasiswa-mahasiswa ITB khususnya dari Unit Kebudayaan Melayu Riau (UKMR). Minggu (17/04/11) merupakan malam puncak dari serangkaian acara Pekan Kebudayaan Melayu (PKM) ITB 2011. Malam itu dipentaskan berbagai kebudayaan melayu dalam sebuah rangkaian drama, orchestra musik, dan tarian. Sesuai dengan tema PKM ITB 2011 kali ini, "In Harmony of Great Malay", tidak hanya UKMR saja yang berpartisipasi, tetapi juga beberapa unit kebudayaan melayu lain yang ada di ITB serta ITB Student Orchestra (ISO).

Acara dibuka dengan penyambutan tamu dan penonton oleh dua orang pembawa acara serta pemotongan tumpeng dan sambutan dari ketua UKMR serta ketua PKM ITB 2011. Acara utama mulai berlangsung saat dua orang mahasiswa yang berperan sebagai kakek dan cucunya berbagi cerita. Sang kakek bercerita mengenai "Pendekar Bujang Lapok" yang merupakan judul dari drama yang dipentaskan malam itu.

Akting yang menawan ditampilkan oleh masing-masing pemain, yang semuanya ialah anggota dari UKMR ITB. Dengan logat melayu yang kental dan permainan kata-kata yang baik, drama tersebut berhasil mengocok perut para penonton yang tergelak saat menyaksikan setiap adegan dramanya. "Lumayan untuk sejenak menghilangkan stress karena banyaknya tugas kuliah," cetus seorang mahasiswa ITB yang hadir pada acara tersebut.

Sesuai dengan tema PKM ITB 2011 kali ini, tidak hanya UKMR saja yang menampilkan suguhan budaya melayu. Berbagai penampilan dari unit kebudayaan rumpun melayu yang lain seperti Tari Serampang Dua Belas dan Tari Zapin Tabal Gempita juga memukau penonton yang hadir.

Suguhan musik melayu yang diaransemen dengan apik juga disisipkan di antara segmen pementasan drama. Malay Orchestra oleh anggota UKMR dan ISO ITB yang dipimpin oleh Tengku Ryo Rezqan, musikus melayu yang sudah mendunia karena karya musik gubahannya, berhasil memainkan emosi penonton yang hadir.

Tidak ketinggalan Soul Ethnica, sebuah band pemuda yang membawakan musik-musik melayu, yang menyajikan musik melayu dengan sentuhan modern yang mengundang decak kagum dari penonton yang hadir. Kolaborasi Malay Orchestra dan Soul Ethnica akhirnya menjadi penutup malam puncak PKM ITB 2011 dengan harapan ke depannya semangat pemuda tidak akan padam dalam melestarikan kebudayaan melayu.