Pelajari Teknologi Penanggulangan Bencana, Mahasiswa Prodi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan ITB Kunjungi Pusat Air dan Sanitasi Darurat PMI

Oleh Artanti Mirta Kusuma - Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

Kunjungan Mahasiswa Rekayasa Infrastruktur Lingkungan ke Pusat Air dan Sanitasi Darurat Palang Merah Indonesia, Senin (31/5/2024). (Dok. Elda Nuriza)

JATINANGOR, itb.ac.id - Mahasiswa Program Studi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan (RIL) Institut Teknologi Bandung (ITB) yang mengikuti mata kuliah Sanitasi Pasca Bencana melakukan kunjungan ke Pusat Air dan Sanitasi Darurat Palang Merah Indonesia (PMI), Jumat (31/5/2024). Kunjungan ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui teknologi pengolahan air dan sanitasi saat bencana.

Indonesia berada di wilayah rawan bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dan letusan gunung berapi. Keberadaan dan kesiapan Pusat Air dan Sanitasi darurat PMI adalah bentuk tanggap darurat yang sangat esensial.

Pusat Air dan Sanitasi Darurat PMI berlokasi di Kecamatan Jatinangor, Sumedang. Letaknya berdekatan dengan ITB Kampus Jatinangor dan Menara Loji. Tempat ini berfungsi sebagai gudang atau layanan penyimpanan Water Sanitation and Hygiene (WASH). Terdapat sejumlah fasilitas di sana, antara lain sejumlah alat pengolahan air (Water Treatment Plant), kit tes kualitas air, peralatan laboratorium faecal lapangan, alat konstruksi sanitasi, box hygiene promotion, peralatan vector control, sarana latihan outdoor, dan peralatan WASH.

Saat kunjungan ke lokasi tersebut, mahasiswa Sanitasi Pasca Bencana mempelajari profil PMI dan kontribusinya dalam kebencanaan hingga berbagai fasilitas seperti gedung penyimpanan, kolam pelatihan, dan asrama pelatihan. Di dalam gedung pelayanan terdapat berbagai macam teknologi pengolahan air dan pengolahan limbah berupa toilet. Teknologi tersebut merupakan bantuan hibah dari berbagai negara yang membantu Indonesia saat terjadi bencana darurat.

Kunjungan ini menumbuhkan rasa kebanggaan akan dedikasi para relawan Indonesia. “Kami mendengar cerita dedikasi para petugas dalam menyediakan air bersih dan fasilitas sanitasi darurat bagi korban bencana. Mereka mengoperasikan sistem penyaringan air dan membangun toilet darurat, serta memberikan edukasi penting tentang kebersihan. Dalam konteks Indonesia yang sering dilanda bencana, peran pusat ini sangat krusial. Saya juga mengetahui bahwa beberapa negara telah menghibahkan peralatan canggih untuk mendukung operasional pusat ini, yang semakin meningkatkan kapasitas mereka dalam merespons krisis. Keseluruhan pengalaman ini mempertegas pentingnya kolaborasi berbagai pihak dan kerja keras relawan dalam menghadapi bencana,” ujar Farhan Setiawan, salah seorang mahasiswa.

Reporter: Artanti Mirta Kusuma (Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, 2021)