Pelatihan Pengelolaan Stres bagi Mahasiswa ITB
Oleh kikywikantari
Editor kikywikantari
BANDUNG, itb.ac.id - Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni mengadakan Pelatihan Pengelolaan Stres bagi Mahasiswa ITB agar mampu mengenali kondisi stres, mengelola stres, memiliki daya tahan terhadap stres sehingga berprestasi, pada tanggal 6-7 Juni 2009 bertempat di Ruang Multimedia R.9311 gedung T.P Rachmat. Pelatihan berupa pemberian materi yang disampaikan melalui seminar dan permainan yang dirancang sedemikian rupa untuk menjaga semangat para peserta.
Pada hari pertama, Sabtu (06/06/09), peserta mendapatkan bekal materi berupa pengenalan stres, mulai dari penyebab, ciri-ciri, hingga cara mengatasinya. Penyebab stres pada mahasiswa ITB umumnya disebabkan oleh; beban akademis, tuntutan organisasi, masalah ekonomi, dan homesick (bagi mahasiswa yang jauh dari orangtua). Namun, masih terdapat mahasiswa ITB yang melampiaskannya pada diri sendiri, hingga terjadilah suatu kondisi yang dinamakan 'depresi'.
Untuk mengatasi stres, mahasiswa ITB harus mampu berpikir untuk tidak minder terhadap dirinya sendiri dan percaya bahwa dirinya mampu untuk dapat melakukan hal-hal yang lebih dari orang lain, mampu belajar mengenal diri, dan dapat melampiaskan stres non fisik untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat, salah satunya seperti olahraga.
Pada hari kedua, Minggu (07/06/09), peserta diajak untuk bermain permainan-permainan yang memiliki esensi masing-masing untuk menghilangkan rasa malas dan untuk membuktikan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki tingkat stres yang sama dalam keadaan spontan walaupun tiap orang memiliki ambang yang berbeda. Oleh karena itu, tidak terbukti mitos yang mengatakan bahwa perempuan lebih mudah stres dibandingkan laki-laki.
Pelatihan pengelolaan stres ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa ITB karena mulai dari awal tahun pertama kuliah di ITB, mahasiswa sudah diberikan materi-materi perkuliahan yang berat untuk bekal di tahun-tahun selanjutnya yang mengakibatkan stres pada beberapa mahasiswa yang umumnya sulit mengatur waktu atau hilang motivasi karena homesick.
Untuk mengatasi stres, mahasiswa ITB harus mampu berpikir untuk tidak minder terhadap dirinya sendiri dan percaya bahwa dirinya mampu untuk dapat melakukan hal-hal yang lebih dari orang lain, mampu belajar mengenal diri, dan dapat melampiaskan stres non fisik untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat, salah satunya seperti olahraga.
Pada hari kedua, Minggu (07/06/09), peserta diajak untuk bermain permainan-permainan yang memiliki esensi masing-masing untuk menghilangkan rasa malas dan untuk membuktikan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki tingkat stres yang sama dalam keadaan spontan walaupun tiap orang memiliki ambang yang berbeda. Oleh karena itu, tidak terbukti mitos yang mengatakan bahwa perempuan lebih mudah stres dibandingkan laki-laki.
Pelatihan pengelolaan stres ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa ITB karena mulai dari awal tahun pertama kuliah di ITB, mahasiswa sudah diberikan materi-materi perkuliahan yang berat untuk bekal di tahun-tahun selanjutnya yang mengakibatkan stres pada beberapa mahasiswa yang umumnya sulit mengatur waktu atau hilang motivasi karena homesick.