Penelitian Mahasiswa ITB Tentang EOR Dipublikasikan dalam Jurnal Internasional
Oleh Bangkit Dana Setiawan
Editor Bangkit Dana Setiawan
The 11th Hokkaido Indonesian Student Assoiation Scientific (HISAS 11) merupakan konferensi yang diadakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Hokkaido dengan tujuan untuk mempublikasikan penelitian mahasiswa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang ada di dunia, khususnya di Indonesia sendiri. Kali ini HISAS 11 diselenggarakan pada Sabtu (08/02/14) di Hokkaido University, Jepang.
Untuk memenuhi kebutuhan minyaknya, Indonesia kini terpaksa mengimpor minyak dari negara-negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. Menurut Menteri Perindustrian, MS Hidayat, nilai impor minyak Indonesia sudah sangat menghawatirkan dan mengganggu Neraca Perdangan Indonesa. Saat ini impor minyak Indonesia sudah mencapai nilai 14 milliar dolar AS. Nilai tukar rupiah yang semakin menurun sehingga menyebabkan inflasi dan harga kebutuhan pokok menjadi melambung merupakan salah satu efek domino dari ketidak mampuan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan akan minyak. Salah satu cara untuk mengurangi impor adalah memaksimalkan produksi minyak dalam negeri dengan sumur-sumur minyak yang telah ada.
Sumber minyak di Indonesia sudah tidak sebanyak dulu, banyak sumur-sumur tua yang jumlah minyak nya sudah sangat sedikit dan lebih banyak pengotornya. Dilansir dari Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia memiliki 13.824 sumur tua. "Banyak reservoir minyak di Indonesia yang sudah tua, dan kadar minyak di dalamnya jauh lebih sedikit dibandingkan kadar airnya," jelas Aeny. Ini akan menyebabkan efisensi pengambilan minyak dari perut bumi menjadi semakin menurun akibat jumlah minyak yang didapat terlalu sedikit dan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan. Hal inilah yang mendasari Aeny dan Zihnil untuk melakukan penelitian mengenai polimer yang dapat digunakan untuk proses Enhanced Recovery Oil (EOR).
Polimer yang digunakan adalah poli akrilamida cross linked heksametilen tetra amin (HMTA) dan hidrokinon (HQ). Polimer ini berperan untuk menutup pori-pori yang terdapat dalam batuan agar air tidak dapat terbawa sampai ke permukaan bersama minyak. Sebelum menggunakan teknik polimer sebagai EOR ini, kadar minyak yang diproduksi oleh sumur tua hanya berkisar 10-20% saja, tetapi produksi minyak akan semakin meningkat apabila digunakan teknik EOR dengan menggunakan polimer ini.
Poli akrilamida berbentuk cair sehingga harus ditambahkan dengan HMTA dan HQ dengan komposisi supaya menjadi jel dan dapat menutup pori-pori batuan dengan sempurna. "Lamanya proses perubahan fasa cair dari fasa jel-lah yang harus diatur sesuai dengan kedalaman sumur yang ingin diambil minyaknya," jelas Aeny. Waktu pembuatan fasa jel ini dapat diekspresikan melalui model matematika yang telah Aeny dan Zihnil buat. "Model matematika prediksi lamanya waktu pengejelan ini juga turut menjadi fokus kami dalam presentasi di Hokkaido University," tambah Aeny.
Upaya untuk memaksimalkan sumur tua untuk meningkatkan produksi minyak dalam negeri merupakan langkah yang bijak mengingat ketergantungan Indonesia akan minyak masih sangat tinggi. Penelitian merupakan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi yang dilakukan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan segala permasalahan yang ada sesuai dengan bidangnya masing-masing. "Kami berharap penelitian ini dapat diaplikasikan di perusahaan minyak nasional, sehingga dapat berguna bagi Indonesia dan mewujudkan kemajuan Indonesia akan minyak," tutup Aeny.
Sumber gambar: Dokumentasi narasumber