Penelitian Sekolah Farmasi ITB dan RSHS Ungkap Pentingnya Olahraga saat Pandemi
Oleh Adi Permana
Editor Vera Citra Utami
*Foto diambil saat olahraga keakraban dalam rangka Dies Natalis ke-62 ITB
BANDUNG, itb.ac.id—Pandemi Covid-19 yang melanda dunia selama lebih dari setahun ini membatasi pergerakan sosial di masyarakat. Sebagian masyarakat mengurangi aktvitas sosial di luar rumah, termasuk berolahraga. Padahal, menurut Bompa (1994), olahraga bertujuan untuk meningkatkan fungsi fisiologi tubuh seseorang. Kementerian Pemuda dan Olahraga dan World Health Organization (WHO) lantas memberikan kiat-kiat untuk tetap dapat berolahraga dengan baik di tengah pandemi.
Penelitian terdahulu menyatakan olahraga kesehatan mampu meningkatkan sekresi hormon endorfin yang dapat meningkatkan imunitas tubuh (Nia Sri Ramania, dkk., 2020). Bahkan, salah satu empat kegiatan penting dalam melawan Covid-19 yang dianjurkan oleh pemerintah adalah berolahraga. Adapun kegiatan lainnya adalah pemenuhan nutrisi yang baik, istrirahat yang cukup, dan penanganan stres.
Kegiatan berolahraga selalu dikaitkan dengan kebugaran tubuh. Semakin bugar keadaan tubuh seseorang, semakin tinggi derajat sehat orang tersebut. Namun, perlu diperhatikan pula olahraga yang dilakukan harus memenuhi kriteria olahraga kesehatan, yaitu durasi minimum pelaksanaannya selama 20 menit, intensitas yang submaksimal, dan adanya seminimalnya keterlibatan otot besar yang bergerak serempak dalam tubuh.
Penelitian yang Dilakukan
Tim peneliti Kelompok Keilmuan Ilmu Keolahragaan dan Kelompok Keilmuan Farmakologi Klinik Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung melakukan pengamatan terkait perbandingan tingkat kebugaran antara populasi sampel yang terpapar oleh Covid-19 dan populasi sampel yang tidak pernah terpapar oleh Covid-19. Kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarat (LPPM) ITB. Tim peneliti yang diketuai oleh Dr. Nia Sri Ramania, M.Sc. ini berkolaborasi dengan tim dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Bagian Rehabilitasi Medik serta peneliti muda Bagus Winata.
Studi ini dilakukan melalui pengukuran performa, meliputi antropometri dan V02max atau cardiorespiratory fitness dari kedua jenis populasi sampel tersebut. Nantinya, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi masyarakat akan pentingnya olahraga dalam pembasmian virus Covid-19.
Hasil Penelitian
Nilai V02max merupakan kemampuan maksimal seseorang untuk mengonsumsi oksigen saat sedang melakukan aktivitas yang intens. Atas dasar pertimbangan itulah pengukuran V02max dilakukan. Melalui penelitian ini didapatkan temuan V02max populasi sampel yang tidak pernah terpapar Covid-19 lebih baik (39 mVmin-1/kg-1) daripada hasil pada populasi sampel yang terpapar Covid-19 (28 ml/min-1/kg-1). Hal ini membuktikan semakin baik V02max seseorang, semakin rendah risiko terpaparnya Covid-19.
Prinsip ATM
Selain melakukan penelitian, tim peneliti gabungan ini juga mengampanyekan kiat olahraga kesehatan yang tepat. Kiat-kiat ini meliputi perhitungan denyut nadi, pengenalan intensitas, dan durasi latihan olahraga kesehatan yang tepat. Ditemukan pula sebuah rumusan prinsip saat berolahraga yang disebut dengan prinsip ATM. ATM merupakan kepanjangan dari aman, terukur, dan menyenangkan.
Saat berolahraga, harus dipilih kegiatan yang aman agar esensi dari aktivitas olahraga ini tetap sesuai, yaitu meningkatkan fungsi fisiologi tubuh. Selain itu, kegiatan ini harus terukur agar dapat menggambarkan kegiatan olahraga yang dilakukan dan mengetahui kemampuan tubuh kita. Terakhir, kegiatan olahraga harus menyenangkan agar dapat membantu fungsi fisiologi dan psikologi secara opimal. Dengan demikian, jangan lupa berolahraga agar imunitas bisa meningkat.
Program pengabdian masyarakat ini telah dipublikasi di Media Indonesia rubrik Rekacipta ITB pada 10 Agustus 2021 melalui web pengabdian LPPM ITB
Reporter: Hanan Fadhilah Ramadhani (Teknik Sipil Angkatan 2019)