Pengabdian Masyarakat ITB: Instalasi dan Pendampingan Teknis Sistem Stasiun Cuaca untuk P2TPI Sumedang
Oleh Angra Eni Saepa - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
SUMEDANG, itb.ac.id - Tim Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Bandung (ITB) dari Program Studi Teknik Fisika mendukung petani menghadapi tantangan perubahan iklim dengan kegiatan instalasi dan pendampingan teknis sistem Automatic Weather Station (AWS) berbasis Internet of Things (IoT) yang meliputi Stasiun Cuaca, Modul Akusisi Data, Komunikasi Jejaring Internet, Pengolahan dan Penyimpanan Data, serta Penyajian Data pada Dashboard berbasis Jejaring. Kegiatan tersebut digelar di Dusun Citatah, Desa Pamulihan, Sumedang, Sabtu (19/10/2024).
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diikuti oleh satu mahasiswa tingkat doktoral Teknik Fisika, Irvan Budiawan, dan lima mahasiswa tingkat sarjana Teknik Fisika ITB, yaitu Christoporus Nicholas, Luthfi Adi Nugraha, Muhammad Hikhal Fadhillah, Deftendy Virgiatman, dan Zahran Al Ghifari.
Di bawah bimbingan Ir. Estiyanti Ekawati, M.T., Ph.D., mereka merancang dan menguji AWS sebelum akhirnya dipraktikkan bersama masyarakat.
Inspirasi kegiatan ini datang dari kondisi nyata yang dihadapi petani di Sumedang. Selama ini, mereka sering mengalami gagal panen akibat ketidaksesuaian antara rencana tanam dan cuaca yang sulit diprediksi. Beberapa petani mencoba memantau cuaca secara manual untuk membuat perencanaan yang lebih baik.
Meski berhasil menurunkan risiko gagal panen, metode ini terbukti memakan waktu, menguras tenaga, dan memiliki risiko kesalahan yang tinggi. Dengan teknologi AWS, petani kini dapat memperoleh data yang lebih akurat tanpa harus melakukan pengukuran manual setiap hari, sehingga waktu dan energi mereka dapat difokuskan pada kegiatan bertani.
Untuk menghadapi tantangan perubahan iklim, Perkumpulan Petani Tanggap Perubahan Iklim (PPTPI) di Indramayu dan Sumedang mengambil langkah proaktif dengan meningkatkan kapasitas mereka dalam mengurangi dampaknya sekaligus berkontribusi pada upaya menjaga ketahanan pangan.
“Anggota PPTPI secara rutin mencatat berbagai kondisi lingkungan dan tanah di masing-masing lokasi, termasuk curah hujan, suhu udara, kelembapan, intensitas cahaya, pH tanah, dan tingkat kelembaban tanah. Data tersebut kemudian dikumpulkan dan digunakan sebagai dasar perencanaan tanam melalui pertemuan rutin yang diadakan setiap tiga dasarian," ujar Estiyanti Ekawati. Ph.D.
Petani yang terlibat dalam inisiatif tersebut aktif menjalin kerja sama dengan ahli agrometeorologi, baik dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya adalah Prof. Sue Walker, seorang pakar agrometeorologi asal Afrika Selatan, dan Prof. Yunita T. Winarto dari Universitas Indonesia.
Program PPMI yang dimulai pada Juni 2024 menghasilkan perangkat sistem percontohan yang diinstal di Desa Pamulihan, Sumedang. Peresmian instalasi tersebut berlangsung pada 19 Oktober 2024 dan dihadiri oleh pimpinan desa Pamulihan, perwakilan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, koordinator serta anggota PPTPI, dan warga setempat.
Dalam kegiatan ini, Tim ITB mempresentasikan cara kerja serta potensi pemanfaatan perangkat stasiun cuaca yang telah dipasang. Selain itu, dilakukan diskusi kelompok terfokus (FGD) untuk merancang pemasangan sistem serupa di Desa Conggeang, Sumedang, yang direncanakan sebelum akhir tahun 2024.
Harapan tim ke depannya atas kegiatan ini adalah agar sistem AWS berbasis IoT yang telah dikembangkan dapat menjadi solusi yang berkelanjutan dan bermanfaat secara luas bagi petani dalam perencanaan tanam dan panen.
“Kami berharap bahwa dengan adanya sistem otomatisasi ini, petani dapat lebih terbantu dalam mengurangi risiko gagal panen akibat ketidaksesuaian cuaca, sehingga menghasilkan hasil pertanian yang lebih optimal,” tuturnya.
Reporter: Angra Eni Saepa (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)