Pengembangan Green Hydrogen, Solusi Masalah Dekarbonisasi di Indonesia
Oleh Adi Permana
Editor Vera Citra Utami
BANDUNG, itb.ac.id – Dalam upaya mencapai target Net-Zero Emissions, berbagai negara di dunia mulai mengambil langkah dekarbonisasi. Berbagai upaya tersebut, misalnya, dilakukan pada beberapa sektor penyumbang emisi gas rumah kaca melalui renewable electricity. Namun demikian, dekarbonisasi pada sektor "harder-to-abate", seperti industri dan transportasi berat, tidak dapat dicapai hanya dengan renewable electricity. Salah satu solusi yang telah diakui oleh berbagai negara di dunia untuk menyelesaikan dekarbonisasi ini adalah pengembangan Green Hydrogen.
Manager of Energy and Environment Project CBS Engineering and Consulting, PT Cagar Bentara Sakti, Aji Setyawan, S.T., yang juga merupakan Alumni Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung memaparkan materi mengenai Green Hydrogen. Green Hydrogen adalah hidrogen yang dihasilkan seluruhnya oleh energi terbarukan atau dari tenaga rendah karbon. Hidrogen hijau memiliki emisi karbon yang jauh lebih rendah daripada hidrogen abu-abu, yang dihasilkan oleh reformasi uap gas alam, yang merupakan bagian terbesar dari pasar.
Aji mengatakan, meskipun satu per satu solusi sudah ditemukan dan juga sudah mulai direalisasikan, masih terdapat berbagai tantangan untuk mencapai target Net-Zero-Emissions. Mulai dari aktivitas industri, mobilisasi dan transportasi, pembangunan gedung, dan berbagai jenis aktivitas lainnya. Maka dari itu, secara global, seluruh negara di dunia ini termasuk Indonesia wajib menempuh upaya mitigasi perubahan iklim yang ambisius melalui rute 1.5 °C atau Net-Zero-Emission.
Rute Net-Zero-Emission ini dihadapkan pada tantangan reduksi emisi karbon di mana listrik berbasis energi terbarukan saja tidak cukup. Maka dari itu, dunia menyatakan bahwa green hydrogen menjadi tumpuan utama dalam transisi energi menuju pencapaian target Net-Zero-Emission.
Aji menjelaskan, hidrogen merupakan bahan bakar dengan kandungan energi tertinggi, densitas volume terendah, serta memiliki daya apung paling tinggi. Hidrogen juga merupakan bahan pereduksi yang sangat efektif untuk industri proses serta merupakan unsur yang paling melimpah di alam semesta. “Demand hidrogen didominasi oleh sektor industri, mencapai persentase 90 persen,” jelas Aji dalam acara "Knowledge Sharing BK Teknik Fisika, Persatuan Insinyur Indonesia", Selasa (25/1/2022).
Menurut skenario Rute Net-Zero-Emission, hidrogen dan turunannya akan menyumbang 12 persen dari penggunaan energi final dunia, di mana dua per tiga dari permintaan ini akan dipenuhi oleh Green Hydrogen. “Selain itu, 30 persen dari penggunaan listrik di dunia akan didedikasikan untuk produksi Green Hydrogen dan turunannya,” terang Aji.
Basis produksi dari Green Hydrogen ini adalah energi terbarukan yang diolah dengan energi elektrolisis. Green Hydrogen ini dapat dimanfaatkan dalam berbagai jenis industri. Mulai dari industri kimia, baja, kilang minyak, serta untuk menenagai berbagai moda transportasi.
Reporter : Yoel Enrico (Teknik Pangan, 2020)