Tingkatkan Kualitas Publikasi Jurnal Ilmiah Melalui Workshop MPRTNI

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita


JAKARTA, itb.ac.id - Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) melalui Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) ITB mengadakan workshop mengenai penulisan artikel ilmiah, pada Kamis (29/5/2024) di ITB Kampus Jakarta, Gedung Graha Irama (Indorama) lantai 10-12, Kuningan, Jakarta Selatan.

Acara ini dihadiri 67 peserta yang terdiri dari anggota MRPTNI yang tersebar di Seluruh wilayah Indonesia. Workshop tersebut dilakukan atas dasar kepercayaan MRPTNI terhadap Institut Teknologi Bandung dibantu oleh Universitas Syiah Kuala (USK). Di mana dua perguruan tinggi ini berada di divisi riset dengan akreditasi publikasi jurnal ilmiah yang prestisius untuk berbagi materi berkaitan dengan penulisan artikel ilmiah bagi anggota MRPTNI.

Workshop dibuka oleh sambutan dari Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB, Prof. Ir. I Gede Wenten, M.Sc., Ph.D. Beliau menekankan kepada para peserta workshop agar penulisan artikel jurnal ilmiah Q1 harus kompetitif dan memiliki keunggulan.

"Untuk meningkatkan kapasistas keilmuan nasional, apa pun bidangnya perlu standar-standar yang kredibel," ujarnya.

Beliau juga membahas terkait wawasan, teori, dan motivasi penulisan artikel ilmiah. Dalam pemarannya, Prof. Wenten menyatakan bahwa kebaruan penemuan bergantung pada kapasitas penemunya.

“Oleh karena itu, kita harus meningkatkan kapasitas keilmuan masing-masing,” ucapnya.

Tak hanya itu, beliau juga menyatakan kemajuan teknologi bisa dicapai dengan pengembangan lewat science yang risetnya berkualitas dan kompetitif. Riset yang kuat itu harus punya budaya ilmiah yang baik, dan biasanya didukung perilaku ilmiah yang harus dimiliki oleh peneliti. 

"Professional in science dibangun dengan proses yang didasari oleh budaya ilmiah yang kuat," tuturnya.

Sementara itu, Ketua MRPTNI, Prof. Ganefri, Ph.D., yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Negeri Padang, menyoroti tentang upaya perguruan tinggi di Indonesia yang sudah berbadan hukum, untuk mencapai status World Class University melalui peningkatan reputasi akademik di tingkat nasional dan dunia internasional.

“Reputasi akademik itu diukur dari data survey, salah satu yang membuat reputasi akademik kita tinggi adalah para scientist dan para ilmuwan dari perguruan tinggi yang banyak menghasilkan karya-karya ilmiah bereputasi internasional dan memberikan kontribusi dalam pengembangan bidang ilmu pengetahuan di dunia," katanya.

"Oleh sebab itu yang paling berat untuk meningkatkan posisi di dunia internasional adalah meningkatkan academic reputation," lanjutnya.
Di sisi lain, Ketua LPPM ITB, Dr. Yuli Setyo Indartono mengatakan bahwa sebenarnya publikasi yang dilakukan peneliti Indonesia terhitung lebih banyak daripada Singapura. Akan tetapi kualitasnya yang ditunjukkan dari banyaknya sitasi, masih belum dapat bersaing.

Beliau berharap agar seluruh ilmu yang diperoleh dapat diterapkan dengan baik dan dapat di teruskan di perguruan tinggi masing-masing.

“Kendala dalam pembuatan artikel ilmiah internasional yang secara teknis menyusahkan, sudah tidak menjadi hambatan lagi, sehingga yang terpenting dari pembuatan artikel ilmiah adalah konten. Kontennya harus menarik," imbuhnya.

Acara dilanjutkan dengan materi workshop penulisan publikasi artikel ilmiah di jurnal bereputasi sekaligus tutorial penggunaan tools terbaru yang dapat dimanfaatkan untuk membantu penulisan jurnal ilmiah. Ada pun yang menjadi narasumbernya adalah Prof. Dr. Veinardi Suendo, S.Si., M.Eng.

Peserta workshop pun diarahkan untuk menyiapkan draft papernya, agar lebih hands on selama sesi siang. Ada berbagai alat bantu atau tools yang diajarkan penggunaannya dalam kegiatan ini, antara lain aplikasi penulisan sitasi, pembuat parafrase, pencari artikel yang relevan, hingga penyesuaian bahasa dengan bantuan AI. Keseluruhan alat bantu tersebut menjadikan kendala-kendala teknis dalam pembuatan artikel ilmiah berbahasa Inggris khususnya, menjadi lebih mudah.

Kemudian peserta dibagi menjadi tiga kelompok untuk saling berdiskusi, yakni kelompok sosial humaniora; biochemistry, food and health; sains dan teknologi. Pembagian kelompok ini bertujuan untuk semakin meningkatkan potensi adanya kolaborasi penelitian melalui joint publication.

Rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., pun memberikan respons positif adanya kegiatan ini. Beliau mengucapkan terima kasih serta apresiasi kepada MRPTNI serta para peserta yang telah hadir.

"Acara ini bisa dijadikan untuk sarana networking, ajang perkenalan bagi peserta, dan untuk ke depan bisa bersama-sama menyusun proposal dengan kearifan topik-topik di tempat masing-masing dengan pendekatan multidisiplin," pungkasnya.

Reporter: Najma Shafiya (Teknologi Pascapanen, 2020)