Pererat Persatuan dan Semangat Gotong Royong, ITB Gelar Upacara Harkitnas 2019

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Civitas akademika Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2019. Upacara berlangsung di halaman Gedung Rektorat ITB, Jalan Tamansari no. 64 Bandung, Senin (20/05/2019).


Upacara ini diikuti oleh para civitas academica ITB, termasuk di antaranya para pimpinan, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Bertindak sebagai pembina, Prof. Dr. Irawati MS membacakan amanat dari Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara dengan tema “Bangkit untuk Bersatu”.

Mengambil pelajaran dari Sumpah Palapa yang diikrarkan Gajah Mada, Prof. Irawati menyampaikan pentingnya persatuan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam Sumpah Palapa, Gajah mada bertekad tidak akan menghentikan puasa dari kesenangan pribadi sebelum cita-cita tercapai yaitu mempersatukan Nusantara. Semangat ini perlu dibawa oleh masyarakat Indonesia.



“Dalam kondisi kemajemukan bahasa, suku, agama, kebudayaan, ditingkah bentang geografis yang merupakan salah satu yang paling ekstrem di dunia, kita membuktikan bahwa mampu menjaga persatuan sampai detik ini,” tutur Prof. Irawati.

Gotong Royong untuk Maju Bersama

Rasa persatuan akan mendorong masyarakat yang bergotong-royong. Di ITB sendiri, gotong-royong sangat terlihat dari berbagai kolaborasi terutama dalam riset seperti dengan pemerintah, swasta maupun industri. Dengan mengedepankan kepentingan bersama, kolaborasi dengan berbagai pihak menghasilkan kontribusi nyata untuk kepentingan umum.

ITB tercatat telah banyak menghadirkan inovasi termasuk melalui hasil kolaborasi. Inovasi-inovasi ini sejalan dengan arah ITB sebagai Research University menuju Entrepreneurial University dengan tiga indikatornya yakni Excellence in Teaching and Learning, Excellence in Research, dan Excellence in Innovation and Entrepreneurship.

Lebih lanjut Prof Irawati mengatakan bahwa lahirnya entrepreneur baru dengan inovasi terkini diharapkan mampu menjawab beragam masalah kompleks yang terjadi di Indonesia dan mendorong pertumbuhan perekonomian untuk mencapai Indonesia yang makmur, adil, dan sejahtera.



Tahun 2028-2030, Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus demografi, yaitu di saat jumlah penduduk usia produktif akan lebih banyak dibandingkan usia non-produktif. Sumber daya manusia berkualitas akan mampu mendongkrak mesin-mesin pertumbuhan ekonomi.

Bonus demografi akan dapat dirasakan manfaatnya ketika masyarakat bersatu dan tidak terpecah-belah. “Kuncinya terletak pada hasrat kita untuk menjaga momentum dan iklim yang tenang untuk bekerja. Kita harus jaga suasana selalu kondusif penuh harmoni dan persatuan,” pungkas Prof. Irawati.