Peringati 70 Tahun Pendidikan Biologi, Beragam Hasil Riset SITH Dipamerkan dalam The Art of Urban Farming
Oleh Ahmad Fadil
Editor Ahmad Fadil
BANDUNG, itb.ac.id – Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung mengadakan acara The Art of Urban Farming : For a Healthy Lifestyle pada Sabtu dan Minggu, 6-7 Oktober 2018 di kampus ITB, Jalan Ganesha, Kota Bandung. Acara tersebut sekaligus menjadi rangkaian peringatan 70 tahun Pendidikan Biologi di ITB yang dikolaborasikan dengan acara tahunan jurusan Rekayasa Pertanian dan Agrivasco acara himpunan mahasiswa Himarekta ITB.
Acara tersebut digelar dengan tujuan mencoba untuk menginisiasi dan mengenalkan secara riil bahwa “tani kota” adalah hal yang tidak sulit dan sudah banyak pengembangannya. “Kita sendiri ingin membawa konsep quadruple helix dalam acara ini, yaitu melibatkan pihak akademisi, industri, masyarakat sipil (komunitas), bahkan pemerintah,” ucap Novi, panitia sekaligus Staff Pengajar di SITH ITB.
Konsep ini terlihat sekali dimana setiap elemen yang disebutkan menampilkan sekaligus memamerkan inovasi maupun riset mereka dengan sangat menarik. Ada banyak sekali pelaku industri yang membawa tema urban farming sebagai ide industri mereka. Salah satunya adalah MusHome, sebuah platform yang mengusung ide edukasi dalam bertani jamur jenis tiram, rumah jamur untuk perkembangbiakan ini dikemas dengan lucu selayaknya kotak boneka.
“Melihat bahwa kebutuhan jamur mulai tinggi, kami membawa ide untuk memberikan kesempatan bahwa tiap rumah bisa dengan mudah menanam dan memanen jamur, walau di lain sisi kami juga mengindustrialisasi jamur ini dan menjualnya ke pasar atau rumah makan,” jelas Widya Putra, alumni Mikrobiologi ITB sekaligus CEO MusHome.
Selain itu, juga ada PT. Galtiva yang memamerkan aqua recycling system yang menggunakan konsep bio-filter. Aqua recycling system tersebut, bisa disebut urban farming karena mengusung ide sebuah kolam yang tidak perlu diganti airnya sampai satu tahun. “Hal ini terjadi karena pemanfaatan bakteri sebagai biofilter untuk mengubah nitrit menjadi nitrat,” terang Nina yang juga alumni Mikrobiologi ITB dan sedang menjadi researcher untuk biofilter di Galtiva.
Sementara itu, dari organisasi himpunan mahasiswa jurusan di SITH ITB juga turut memamerkan hasil pengabdian di desa binaan mereka. Seperti Himpunan Mahasiswa Rekayasa Hayati, yang telah berhasil mengembangkan masyarakat Cibeusi untuk memanfaatkan kulit kopi sebagai bahan pembuat teh yang laku di pasaran. “Kami mencoba untuk bermanfaat bagi desa binaan dengan memberi ide pemanfaatan kulit kopi, soalnya di luar negeri sebenarnya harga kulit kopi ini bisa bernilai sampai Rp 900.000,00,” ucap Ferly, mahasiswa jurusan Rekayasa Hayati 2015.
Selain itu, ada juga Himpunan Mahasiswa Mikrobiologi yang memamerkan inovasi mereka perihal menggambar menggunakan bakteri. Mahasiswa tingkat akhir yang baru saja menyelesaikan studi juga turut meramaikan acara ini dengan memamerkan hasil karya mereka seperti rumah jamur modern dan pengembangan kolam dengan pendekatan aquaponik. “Kami disini ingin menunjukkan bahwa pertanian dengan konsep urban farming tidak perlu ditakuti, bahkan hasil dari cara bertani seperti ini menghasilkan kenaikan signifikan bagi survival rate ikan di aquaponik dan kenaikan 20% untuk hasil produksi jamur,” terang Ira dan Astrid, mahasiswa Rekayasa Pertanian 2014.
Tidak ketinggalan, ada juga stand dari pemerintah Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Bahkan, di acara ini, juga turut mengundang komunitas yang berevolusi menjadi start-up seperti Parongpong.com dan golimbah.com yang punya konsentrasi untuk mengurus sampah menjadi hal yang lebih berguna bagi pertanian seperti pupuk cair dan bahan bakar padat.
“Memang suasana ramai seperti inilah yang kami inginkan bisa terjadi di acara ini, kami sangat mengharapkan acara ini bisa menjadi tempat bertegur sapa antar 4 elemen, berbagi inspirasi, dan berhasil menjadi inisiator konsep tani kota di Indonesia yang dimulai dari kota Bandung,” kata Novi.
Peringatan 70 tahun Pendidikan Biologi ini sendiri bakal diadakan berbagai acara lainnya, seperti Bandung Bioindustry & Lab EXPO, Sarasehan Konsorsium Biologi Indonesia, Simposium Asia Pasifik untuk Ilmu Hayati, dan lain sebagainya. Harapannya semua elemen masyarakat bisa tertarik dan ikut meramaikan kegiatan-kegiatan yang edukatif dan menyenangkan ini.
Reporter: Ferio Brahmana