Pernyataan KM ITB Terkait Unjuk Rasa 14 Desember di Kampus ITB
Oleh Fathir Ramadhan
Editor Fathir Ramadhan
BANDUNG, itb.ac.id - Pada Rabu (14/12/11) di Gerbang Ganesha, sekelompok mahasiswa perguruan tinggi Bandung menggelar unjuk rasa. Demonstrasi dilaksanakan terkait sikap kemahasiswaan ITB terhadap aksi almarhum Sondang Hutagalung di depan istana negara pada Sabtu (10/12/11). Berikut merupakan pernyataan resmi Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) ITB mengenai unjuk rasa 14 Desember.
Masukan terhadap kontribusi serta kepedulian ITB kepada masyarakat merupakan hal yang patut diterima dan menjadi refleksi bagi kemahasiswaan di ITB. KM ITB menerima dengan terbuka dan menganggap aksi unjuk rasa rekan-rekan mahasiswa Bandung sebagai masukan yang konstruktif, dan menjadikannya energi positif untuk semakin giat berbakti untuk bangsa.
KM ITB turut berduka cita atas wafatnya almarhum Sondang Hutagalung. Sama seperti almarhum dan kawan aktivis lainnya di Indonesia, KM ITB berprinsip selalu kritis dan peduli terhadap kondisi bangsa dan jalannya pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan tulus, KM ITB menyayangkan kontribusi Sondang kepada Indonesia yang harus berhenti pada 10 Desember lalu. KM ITB berharap kejadian ini tidak terulang di masa yang akan datang, karena umur hidup setiap manusia memiliki potensi besar untuk bermanfaat bagi sesama.
Gabungkan Gerakan Vertikal dan Horisontal
Sebagaimana tertulis dengan tegas dalam Anggaran Dasarnya, salah satu tujuan KM ITB ialah mendorong mahasiswa menjadi pemimpin dan penggerak bangsa dan ikut serta menyumbangkan karya dan pikiran dalam penataan kehidupan berbangsa. Sehingga, gerakan kemahasiswaan di ITB berada dalam koridor membentuk mahasiswa calon penggerak bangsa dan memberikan sumbangsih nyata bagi masyarakat.
Gerakan mahasiswa tidak cukup dilakukan secara vertikal saja (misalnya, menyuarakan aspirasi pada pemerintah pusat) atau secara horisontal saja (misalnya, melakukan kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat: membangun rumah belajar, membantu korban bencana alam, dan sejenisnya). Namun, kemahasiswaan harus aktif dalam gerakan vertikal maupun horisontal secara sinergis demi membangun bangsa.
Ingin Diskusikan dan Mengonsep Gagasan dengan Rapi
KM ITB telah mengetahui rencana unjuk rasa terhadap mahasiswa ITB sejak Senin (12/12/11). Pada hari itu, Kabinet KM ITB diajak ikut serta dalam gerakan solidaritas almarhum Sondang Hutagalung.
Dalam kesempatan tersebut, KM ITB tidak menyatakan penolakan terhadap gerakan solidaritas, melainkan meminta pembahasan yang lebih jelas terkait gerakan yang digagas. Hingga Rabu (14/12/11), tidak pernah ada ajakan kepada Kabinet KM ITB tentang pembahasan gerakan yang digagas. Atas pertimbangan itulah, Kabinet KM ITB tidak melakukan tindak lanjut apa-apa atas ajakan gerakan tersebut.
Pada unjuk rasa 14 Desember, Presiden KM ITB, Tizar Muhammad Kautsar Bijaksana (Perencanaan Wilayah dan Kota 2007) memberi pernyataan mengenai pendirian KM ITB. Di dalam pernyataannya, Tizar tidak mengatakan bahwa KM ITB menolak aksi tindak lanjut solidaritas almarhum Sondang Hutagalung. Melainkan meminta diskusi dan penyusunan konsep gerakan dengan lebih rapi dan sistematis.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menjadikan kemahasiswaan ITB dan Indonesia memiliki karakter ksatria: terbuka terhadap kritik, kritis terhadap gagasan, namun berani dan proaktif mengajak bangsa menuju perubahan.
Diambil dari halaman resmi Kabinet KM ITB, dengan beberapa perubahan
KM ITB turut berduka cita atas wafatnya almarhum Sondang Hutagalung. Sama seperti almarhum dan kawan aktivis lainnya di Indonesia, KM ITB berprinsip selalu kritis dan peduli terhadap kondisi bangsa dan jalannya pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan tulus, KM ITB menyayangkan kontribusi Sondang kepada Indonesia yang harus berhenti pada 10 Desember lalu. KM ITB berharap kejadian ini tidak terulang di masa yang akan datang, karena umur hidup setiap manusia memiliki potensi besar untuk bermanfaat bagi sesama.
Gabungkan Gerakan Vertikal dan Horisontal
Sebagaimana tertulis dengan tegas dalam Anggaran Dasarnya, salah satu tujuan KM ITB ialah mendorong mahasiswa menjadi pemimpin dan penggerak bangsa dan ikut serta menyumbangkan karya dan pikiran dalam penataan kehidupan berbangsa. Sehingga, gerakan kemahasiswaan di ITB berada dalam koridor membentuk mahasiswa calon penggerak bangsa dan memberikan sumbangsih nyata bagi masyarakat.
Gerakan mahasiswa tidak cukup dilakukan secara vertikal saja (misalnya, menyuarakan aspirasi pada pemerintah pusat) atau secara horisontal saja (misalnya, melakukan kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat: membangun rumah belajar, membantu korban bencana alam, dan sejenisnya). Namun, kemahasiswaan harus aktif dalam gerakan vertikal maupun horisontal secara sinergis demi membangun bangsa.
Ingin Diskusikan dan Mengonsep Gagasan dengan Rapi
KM ITB telah mengetahui rencana unjuk rasa terhadap mahasiswa ITB sejak Senin (12/12/11). Pada hari itu, Kabinet KM ITB diajak ikut serta dalam gerakan solidaritas almarhum Sondang Hutagalung.
Dalam kesempatan tersebut, KM ITB tidak menyatakan penolakan terhadap gerakan solidaritas, melainkan meminta pembahasan yang lebih jelas terkait gerakan yang digagas. Hingga Rabu (14/12/11), tidak pernah ada ajakan kepada Kabinet KM ITB tentang pembahasan gerakan yang digagas. Atas pertimbangan itulah, Kabinet KM ITB tidak melakukan tindak lanjut apa-apa atas ajakan gerakan tersebut.
Pada unjuk rasa 14 Desember, Presiden KM ITB, Tizar Muhammad Kautsar Bijaksana (Perencanaan Wilayah dan Kota 2007) memberi pernyataan mengenai pendirian KM ITB. Di dalam pernyataannya, Tizar tidak mengatakan bahwa KM ITB menolak aksi tindak lanjut solidaritas almarhum Sondang Hutagalung. Melainkan meminta diskusi dan penyusunan konsep gerakan dengan lebih rapi dan sistematis.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menjadikan kemahasiswaan ITB dan Indonesia memiliki karakter ksatria: terbuka terhadap kritik, kritis terhadap gagasan, namun berani dan proaktif mengajak bangsa menuju perubahan.
Diambil dari halaman resmi Kabinet KM ITB, dengan beberapa perubahan