Pesan Jangan Menyerah Meraih Mimpi dari Reza Nurrahman, Wisudawan Fisika ITB

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Setiap orang pasti memiliki impian, begitu pula dengan Muhammad Reza Nurrahman, wisudawan Program Studi Fisika, FMIPA ITB. Semenjak kelas VII SMP, ia sangat menyukai Fisika. Saat salah seorang gurunya menyebutkan bahwa Program Studi Fisika ITB merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia, mulai dari saat itu ia bertekad untuk kuliah di ITB.

“Saat Reza kecil ditanya oleh guru mau kuliah di mana, saya selalu menjawab dengan lantang, ‘Fisika ITB, Bu!’ walaupun belum tahu ITB itu seperti apa, di mana dan bagaimana seluk-beluknya. Pokoknya yang saya pikirkan saat kecil hanya satu, saya ingin menjadi ilmuwan. Saya ingin masuk ITB,” ucap Reza saat menyampaikan pidato perwakilan wisudawan prodi sarjana pada Sidang Terbuka Wisuda Pertama ITB Tahun Akademik 2019/2020 di Sabuga, Sabtu (19/10/2019).

Reza, sapaan akrabnya adalah finalis mahasiswa berprestasi dari FMIPA pada 2018. Awalnya, Reza tidak menyangka akan dipilih mewakili teman-temannya memberikan kata sambutan. Saat pertama kali menjadi mahasiswa ITB, ia bukan siapa-siapa dan tidak pernah terpikir akan berdiri di podium menyampaikan kata sambutan.

Reza bercerita, meskipun dirinya sempat ragu untuk melanjutkan studi di bidang science karena anggapan bahwa bidang Science sulit berkembang di Indonesia, apalagi jika menjadi ilmuwan, tapi berkat masukan dari guru SMA-nya, Reza mantap memilih FMIPA sebagai pilihan pertama saat SBMPTN.

Saat berkuliah di ITB Reza memilih untuk menikmati semua prosesnya, baik enak dan tidak enaknya. Prestasi yang pernah ia torehkan adalah meraih medali Perak ONMIPA tahun 2017 dan 2018, Juara 2 OSN Mahasiswa Nasional Tahun 2017 dan menjadi finalis mahasiswa berprestasi FMIPA tahun 2018. Selain prestasi, ia juga mendapat kesempatan internship di KAIST selama tiga bulan. Saat ikut internship itulah ia dapat merasakan atmosfer penelitian yang kuat dengan etos kerja yang tinggi. 

Selama berkuliah, tantangan terbesar yang ia hadapi muncul ketika melakukan penelitian, mengalami kegagalan setelah berjalan selama tiga bulan membuat ia nyaris menyerah. Namun Drs. Alexander Agustinus Iskandar, Ph.D selaku dosen pembimbingnya selalu memberinya semangat. ”Jika kita dihadapkan pada permasalahan yang bahkan banyak puzzle yang mesti dipecahkan, maka inilah penelitian yang sesungguhnya. Jika kamu bisa memecahkannya, maka kamu akan merasakan betapa bahagianya menjadi fisikawan,” ungkapnya.

Reza lulus dengan IPK 3.98 dan meraih sejumlah prestasi. Semua itu didapatkannya dari kesungguhan dan sikap pantang menyerah. Ia memiliki prinsip untuk tidak mengeluh dan menyerah atas semua tantangan yang dihadapi dalam meraih mimpi, dan yang terpenting adalah berjuang dan berdoa. “Jangan pernah berpikir kalau cita-cita itu terlalu tinggi, karena ketika sudah bersungguh-sungguh untuk meraihnya mudah bagi Tuhan untuk menjadikan itu nyata. Dan seandainya jika tidak tercapai maka rencana Tuhan itu lebih baik,” ujarnya.

Terakhir, Reza berpesan kepada adik-adik tingkatnya untuk memanfaatkan fasilitas yang tersedia sebaik mungkin dan mengikuti perkembangan teknologi. Karena di luar sana perkembangan teknologi itu sudah sangat maju.

”Untuk teman-teman wisudawan marilah kita senantiasa bahu membahu dengan peran kita masing-masing, bersinergi dalam harmoni, berpegang teguh menggenggam integritas, demi memajukan Indonesia yang sejahtera dan menjaga nama baik ITB almamater,” ujarnya menutup pidato sambutan. 

Reporter: Indah Madelin