PII, IPCM, dan Asomba ITB Kolaborasi Perkuat Literasi Investasi Mahasiswa

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id - PT Indonesia Kendaraan Terminal, Tbk. (IPCC) dan PT Jasa Armada Indonesia, Tbk. (IPCM) bekerja sama dengan Asosiasi Mahasiswa Master of Business Administration, Institut Teknologi Bandung (ASOMBA ITB) menggelar seminar “PII Goes to Campus, Building Financial Futures with IPCC & IPCM", Sabtu (16/12/2023).

Seminar tersebut menghadirkan sejumlah pembicara dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), Mandiri Sekuritas, Wakil Dekan Bidang Akademik SBM ITB, Dosen dan mahasiswa SBM ITB.

Direktur PT Pelabuhan Indonesia Investama (PII), Ikhwanoel, mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk kontribusi PII dalam memberikan literasi dan edukasi mengenai investasi kepada masyarakat, khususnya mahasiswa.

"Mengetahui fenomena terjerat pinjaman online, kami ingin mengajak para mahasiswa untuk mulai berinvestasi sejak dini. Investasi merupakan salah satu cara untuk mencapai financial freedom di masa depan," ujarnya.

IPCC dan IPCM adalah dua anak perusahaan dari PT Pelabuhan Indonesia II (PELINDO II) yang beroperasi di Indonesia dalam sektor logistik dan transportasi. Keduanya belum lama ini tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tjandra Nyata Kusuma, dari OJK Jawa Barat, mengatakan pentingnya berinvestasi untuk mencapai tujuan keuangan di masa depan. Beliau juga mengingatkan mahasiswa berhati-hati dalam berinvestasi, terutama terhadap investasi ilegal. Tujuan, risiko, dan profil dalam berinvestasi di pasar modal perlu diperhatikan. Sumber dana untuk berinvestasi disarankan dari dana lebih atau uang dingin. Selain itu, penyedia produk investasi harus legal memiliki izin resmi. Adapun beberapa modus penipuan yang sedang tren saat ini seperti, binary option, robot trading, aset kripto, dan money game.

Adapun Achmad Dirgantara, dari BEI Jawa Barat, menyampaikan bahwa pasar modal Indonesia memiliki potensi yang besar untuk tumbuh. Namun, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum melek investasi. Hal ini disebabkan berbagai faktor, seperti kurangnya informasi, takut bodong, dan dianggap judi.

Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Akademik SBM ITB, Dr. Ir. Subiakto Sukarno, M.B.A., menyampaikan bahwa investasi adalah salah satu cara untuk mengatasi inflasi. Beliau juga menekankan pentingnya diversifikasi investasi untuk mengurangi risiko.

Analisis perihal keuangan, pengelolaan, pengunaan, bahkan membaca laporan keuangan turut disampaikan. Perlu diingat pula bahwa investasi ada yang jangka panjang dan jangka pendek serta memperhatikan aspek tujuan, durasi, risiko, dan potensi keuntungan. Pilihan instrumen untuk berinvestasi misalnya emas, properti, deposito, saham, reksa dana, dan sebagainya.

Dalam seminar tersebut ditekankan tiga poin penting, yakni:

1. Pentingnya literasi investasi

Investasi adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan keuangan di masa depan. Namun, berinvestasi juga memiliki risiko. Penting untuk memahami dasar-dasar investasi sebelum memulainya.

2. Waspada investasi ilegal

Investasi ilegal adalah investasi yang tidak memiliki izin dari regulator. Investasi ilegal biasanya menjanjikan keuntungan yang tidak realistis dan menggunakan promosi yang berlebihan.

3. Diversifikasi investasi

Diversifikasi investasi adalah strategi untuk mengurangi risiko dengan berinvestasi di berbagai jenis instrumen investasi.

Seminar “PII Goes to Campus, Building Financial Futures with IPCC & IPCM" ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan literasi investasi di kalangan masyarakat. Semua pihak akan terus berupaya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berinvestasi, khususnya di pasar modal.

Dr. Ir. Subiakto Sukarno, M.B.A. juga mengingatkan jangan sampai pasar modal menjadi pasar modar. Pelajari segala hal tentang keuangan dengan instrumennya agar kelak dapat mencapai tahap financial freedom.

Editor: M. Naufal Hafizh