Plastik Berbahan Dasar Gembili Raih Tanoto Awards 2014

Oleh Mega Liani Putri

Editor Mega Liani Putri

BANDUNG, itb.ac.id - Tanoto Awards 2014 yang diadakan pada Sabtu (22/11/14) telah memilih pemenangnya. Anugerah dari Tanoto Foundation untuk para peneliti muda ITB ini memilih plastik ramah lingkungan berbahan dasar pati gembili. Gembili adalah sejenis umbi-umbian yang banyak ditemukan di daerah Kebumen, Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan oleh tiga mahasiswa dari program studi Teknik Material yaitu Untung Ari Wibowo (Teknik Material 2010), Suyanti (Teknik Material 2010), dan Irma Pratiwi (Teknik Material 2012).
Judul penelitian dari tim Teknik Material tersebut adalah Pembuatan Plastik Ramah Lingkungan Pati Gembili (Dioscorea esculenta). Masing-masing tim dari setiap program studi mengajukan proposal untuk kemudian diseleksi hingga terpilih tiga belas proposal penelitian terbaik, termasuk tim Teknik Material. Tiga belas penelitian terpilih tersebut kemudian didanai oleh Tanoto dan berlangsunglah penelitian selama lebih kurang empat bulan. Hingga pada akhirnya setiap tim harus mempresentasikan hasil penelitiannya di babak final pada Sabtu (22/11/14). Pihak penyelenggara menghadirkan juri-juri dari ITB, BPPT, dan dari Tanoto Foundation sendiri. Plastik ramah lingkungan ini menarik perhatian juri karena gembili yang digunakan sebagai alternatif bahan dasar. Biasanya, singkong menjadi pilihan para pembuat plastik yang bisa terurai secara alami. Namun, menurut tim, singkong adalah salah satu makanan pokok di Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif umbi-umbian lain. Terbukti, plastik berbahan dasar gembili bisa terurai dalam waktu 21 hari, bahkan lebih cepat dari plastik berbahan dasar singkong.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Green Polymer yang dimiliki oleh program studi Teknik Material. Laboratorium ini adalah wadah bagi mahasiswa untuk mempelajari dan melakukan penelitian tentang bahas berbasis polimer organic seperti pati selulosa. Di laboratorium inilah dilakukan uji degradasi plastik ramah lingkungan pati gembili menggunakan bakteri.

Selesaikan Masalah Lingkungan dengan Plastik Mudah Terurai

Menurut Untung, ketua tim, latar belakang pembuatan plastik ramah lingkungan adalah keinginan untuk menyelesaikan masalah lingkungan yang kini banyak dikotori oleh sampah plastik. Kebanyakan plastik yang digunakan oleh masyarakat adalah plastik yang sangat sulit terurai. Akhir-akhir ini telah banyak produksi plastik ramah lingkungan yang berbahan dasar umbi-umbian seperti singkong, kentang, dan ada pula yang dari jagung. Permasalahannya adalah bahwa semua itu adalah makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Sehingga, jika singkong dijadikan bahan dasar untuk pebuatan plastik, biayanya sangat besar bagi industri tersebut karena bersaing dengan harga bahan pokok.

Untung yang berasal dari Kebumen, Jawa Tengah mengetahui bahwa ada umbi-umbian yang cukup banyak ditemukan di kampung halamannya itu, yaitu gembili. Terinspirasi dari itulah Untung ingin membuat penelitian yang akhirnya mendapatkan dana hibah dari Tanoto Foundation.

"Tentunya dengan dana hibah penelitian, kami bisa menuangkan ide-ide ke dalam sebuah karya, dengan penelitian ini, saya dan tim akhirnya bisa membuat material yang ramah lingkungan," ujar Untung.

Plastik ramah lingkungan masih belum banyak digunakan di Indonesia karena beberapa kendala. Untung berpendapat bahwa produsen masih enggan menggunakan bahan dasar organik karena mahal. Dari pemerintah sendiri pun belum ada regulasi yang menuntut para pelaku indusri misalnya untuk menggunakan plastik yang mudah terurai. Untuk itu, kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya mulai menggunakan plastik yang mudah terurai harus ditingkatkan. Apalagi, plastik yang banyak digunakan sekarang adalah berasal dari hasil olahan minyak bumi sehingga berpotensi untuk terus naik harganya seiring dengan semakin langka dan mahalnya minyak bumi.