Program Inkubasi LPIK-ITB Luluskan Dua Start-Up Digital
Oleh Ahmad Fadil
Editor Ahmad Fadil
BANDUNG, itb.ac.id - Program Inkubasi Bisnis (PIB) yang diselenggarakan oleh Divisi Inkubator Industri dan Bisnis di Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung (LPIK-ITB) telah berjalan selama 2-3 tahun.
Program yang bertujuan untuk membantu para start-up muda dalam menjalankan dan mengembangkan bisnisnya ini, telah meluluskan banyak pebisnis muda dengan memberikan dukungan penyediaan fasilitas dan akses ke jejaring yang dimiliki ITB. Sejak menjalankan fungsi inkubator bisnis melalui PIB di tahun 2002, LPIK-ITB telah menginkubasi lebih dari 80 start-up di bidang teknologi.
Namun, tidak semua start-up tersebut menjalankan bisnisnya secara berkelanjutan. Pasalnya, merintis bisnis baru bukanlah perkara mudah. Terlebih lagi bagi perusahaan yang bergerak di bidang teknologi tinggi. SOROT dan Kazee merupakan segelintir start-up yang masih terus berjalan dan terus berkembang sejak mulai diinkubasi oleh LPIK-ITB di tahun 2015 silam.
Graduation SOROT & Kazee
Rabu (30/5/18), acara Graduation SOROT & Kazee diselenggarakan di halaman co-working space LPIK-ITB. Turut diundang juga perwakilan dari Lintasarta dan anak-anak dari Yayasan Dulur Salembur Cimahi. Acara dibuka oleh I Made Ariya Sanjaya (IF’07), pendiri SOROT dan Kazee.
Ariya menceritakan pengalamannya dalam merintis bisnis dan selama menjadi incubatee di inkubator LPIK-ITB. Mereka mendapatkan berbagai kesempatan untuk mendapatkan pendanaan, antara lain melalui program insentif Inkubasi Bisnis Teknologi (IBT) dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) di tahun 2016. Ia berhasil menjadi pemenang Appcelerate 2016 di program tersebut.
Dalam sambutannya, Prof.Dr.Ir. Kadarsah Suryadi, DEA selaku Rektor ITB, mengatakan tentang ekosistem inovasi yang sudah terbangun di ITB. Beliau mengucapkan terima kasih kepada Lintasarta yang telah membantu pembangunan fisik co-working space LPIK-ITB. Selanjutnya, sambutan diberikan oleh Prof.Dr.Ir. Suhono Harso Supangkat, M.Eng. selaku mentor, Dr. Rukman Hertadi (Wakil Ketua LPIK) sebagai perwakilan dari LPIK-ITB, serta Hanggo Prakoso (GM Indonesia Central Region, Lintasarta).
Sekilas tentang SOROT dan Kazee
SOROT atau Smart Online Reporting and Observation Tool merupakan produk dari PT Digital Utama Adikarya. “Sistem ini memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memberikan saran, pengaduan, laporan atau aspirasi melalui website ataupun aplikasi ponsel untuk membantu terwujudnya konsep smart city di Indonesia,” ujar Ariya yang merintis start-up ini. SOROT kini sudah bekerja sama dengan beberapa pemerintah kota, di antaranya Kota Bekasi, Semarang, dan Kabupaten Sleman.
Start-up kedua yang dirintis oleh Ariya di bawah naungan LPIK-ITB adalah PT Kazee Digital Indonesia (Kazee). Kazee menyediakan platform media analytics kepada pelaku bisnis maupun pemerintah, dengan moto media analytics is easy. “Saat ini, Kazee telah digunakan oleh beberapa perusahaan baik BUMN, swasta, dan pemerintah kota sebagai uji coba,” kata Ariya. Kazee merupakan salah satu start-up terbaik Appcelerate 2016, yaitu application development competition yang diselenggarakan LPIK-ITB dan Lintasarta yang bertujuan untuk menghasilkan start-up digital dari lingkungan universitas.
Ariya sendiri mengaku pernah bekerja di industri telekomunikasi selama beberapa tahun, sebelum merintis beberapa produk digital seperti platform pemesanan tiket travel dan layanan cetak on-demand. Kini, Ariya sedang melanjutkan pendidikannya untuk meraih gelar doktoral di STEI-ITB melalui program Pendidikan Magister Menuju Doktor Sarjana Unggul (PMDSU) Kemenristekdikti, sebuah program percepatan pendidikan yang diberikan kepada lulusan Sarjana yang memiliki kualifikasi untuk menjadi seorang Doktor dalam masa pendidikan 4 (empat) tahun.
Berita Kiriman: Yasmin Aruni