Purnatugas Prof. Slamet Wirasonjaya
Oleh
Editor
BANDUNG, itb.ac.id - Bersamaan dengan peluncuran buku mengenai dirinya yang berjudul “SLW” sesuai dengan inisial namanya, Prof. Slamet Wirasonjaya, Guru Besar Arsitektur ITB pun dibebastugaskan hari ini (21/5). Bertempat di Ruang Galeri Labtek IX A, Dekan Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB, Ir. Iwan Sudradjat, MSA., Ph.D., mengawali acara ini dengan sambutannya, yang dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Program Studi Arstitektur ITB, Dr. Ing. Himasari Hanan, MAE.
Adapun dalam acara purnatugas yang dihadiri oleh sahabat-sahabat, kolega, murid, termasuk juga mantan Rektor ITB Wiranto Arismunandar ini, Prof. Slamet Wirasonjaya yang merupakan lulusan Harvard University ini membawakan pidato purnatugasnya yang berjudul “Site Planning dalam Retrospeksi Diri”. Namun yang membuat acara purnatugas ini berkesan tentu saja adalah penyampaian kesan para sahabat, kolega, dan murid yang bersentuhan dengan pribadi Slamet Wirasonjaya, baik secara pribadi maupun melalui karyanya.
Slamet Wirasonjaya memang dikenal sebagai pribadi yang tak banyak cakap. Ia lebih konkret menyalurkan idenya melalui karya-karyanya, baik itu berupa puisi, sketsa, hingga bangunan dan lanskap yang ia rancang. Beberapa karyanya telah menjadi landmark di Indonesia, di kota Bandung sendiri sebutlah Monumen Perjuangan dan PUSDAI. Di Jakarta, ada gedung MPR/DPR dan Plaza Senayan. Sedangkan ITB juga mendapatkan sentuhannya lewat rancangan lanskap Sasana Budaya Ganesha, dan Perpustakaan Pusat ITB. Prof. Jusuf Affendi dari Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB sewaktu membedah buku “SLW”, mengatakan bahwa setiap rancangan SLW selalu dimulai dari hati.