Pusat Sains dan Teknologi Kegempaan ITB Raih Penghargaan dari Kemenristek/BRIN
Oleh Adi Permana
Editor Vera Citra Utami
BANDUNG, itb.ac.id-- Pusat Unggulan Ipteks (PUI) Sains dan Teknologi Kegempaan ITB meraih penghargaan dari Kemenrsitek/BRIN pada Anugerah Perguruan Tinggi Inovatif 2020. PUI yang didirikan pada 2018 itu mendapatkan peringkat ke-1 kategori Pusat Unggulan Ipteks-Perguruan Tinggi (PUI-PT).
Atas penghargaan tersebut Ketua PUI Sains dan Teknologi Kegempaan ITB Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Sc., menyampaikan rasa syukur dan bahagia karena pemerintah dalam hal ini melalui Kemenristek/BRIN telah menaruh kepercayaan kepada Pusat Sains dan Teknologi Kegempaan. Namun di sisi lain, penghargaan tersebut juga menjadi tanggung jawab yang lebih untuk meningkatkan kinerja di masa yang akan datang.
"Ini merupakan beban yang tidak mudah karena berarti kita harus meningkatkan kinerja. Dalam tahun pertama, grade kinerja kita sudah baik dan tahun kedua ini berhasil mendapatkan penghargaan. Kami juga bangga karena tim telah berkolaborasi dengan baik. Tetapi juga ini menjadi tantangan kami untuk meningkatkan kontribusi,” ujar Dr. Irwan ketika dihubungi Humas ITB.
Dr. Irwan mengatakan, ITB memiliki kekhasan dalam riset-risetnya yaitu tentang gembabumi yang didekati secara multidisiplin. PUI Sains dan Teknologi Kegempaan saat ini saat ini berada di bawah koordinasi Pusat Penelitian Mitigas Bencana ITB, yang bekerjasama lintas Fakultas dan Sekolah di ITB. Saat proses pembentukan PUI tersebut salah satu tugas yang diamanatkan oleh Kemenristek/BRIN (saat itu Kemenristekdikti) adalah menghasilkan karya akademik yang unggul, membangun kelembagaan selain komersialisasi. Hal tersebut menjadi tantangan bagi tim PUI , terutama komersialisasi, karena bidang kegempaan adalah bidang sains murni.
“Seiring berjalannya waktu, kehadiran PUI Sains dan Teknologi Kegempaan banyak belajar dari PUI lain di ITB seperti PUI Nanosains dan Nanoteknologi yang sudah berdiri lebih awal " ujarnya. Sejak dibentuk hingga sekarang, produk publikasi ilmiah di PUI Sains dan Teknologi Kegempaan sudah cukup banyak apalagi di beberapa tahun terakhir PUI ini sangat aktif dalam penanganan gempa di Palu dan Lombok. Aktivitas tersebut selain menjadi bahan riset juga dapat membantu pemerintah daerah dan pusat dalam penangangan kedaruratan pascabencana gempabumi.
“Dan karena kegiatan itulah kami dapat masuk ke dalam poin komersialisasi. Jadi ternyata maksud dari komersialisasi yang dipersepsikan oleh Kemenristek/BRIN itu bukan hanya dalam bentuk ‘uang’ saja. Kontribusi kepada pemerintah dan stakeholder ternyata termasuk poin komersialisasi. Sehingga kita dianggap berhasil melakukan komersialisasi," tambah Dr. Irwan.
Fokus Kegiatan di Pusat Sains dan Teknologi Kegempaan ITB
Dr. Irwan menjelaskan, program-program kegiatan di Pusat Sains dan Teknologi Kegempaan ITB berfokus pada tiga bidang, yaitu academic exellence, komersialisasi, dan pengembangan kelembagaan. Dari ketiga program tersebut yang menjadi tantangan terbesar untuk terus dikembangkan adalah bidang academic exellence.
Ia menjelaskan, strategi yang digunakan oleh Pusat Sains dan Teknologi Kegempaan ITB adalah berkolaborasi di bidang multidisiplin untuk menghasilkan karya-karya yang menghasilkan dampak yang tinggi kepada masyarakat. Kolaborasi riset tersebut melibatkan beberapa fakultas/sekolah misalnya dengan FITB, FTTM, FTSL, SAPPK, dan STEI.
“Itulah yang menjadi keunggulan dari kita (ITB) di bidang kegempaan yang didukung oleh banyak keilmuan sampai keterlibatan mahasiswa S3, dan bimbingan bersama,” ujarnya.
Strategi kedua adalah berusaha dekat dengan lembaga-lembaga yang dekat dengan mitra PUI Sains dan Teknologi Kegempaan ITB. Misalnya dengan Pusat Studi Gempa Nasional dan BMKG. Dengan demikian hal tersebut dapat menjamin hasil-hasil riset yang dihasilkan dekat dengan pengguna. Di sisi lainnya, mahasiswa dari mitra seperti BMKG mejadi anggota peneliti di PUI Sains dan Teknologi Kegempaan untuk terjalinnya kolaborasi dan kemudahan pengambilan data.
Dr. Irwan juga menjelaskan bahwa untuk konteks komersialisasi, beberapa industri saat ini sudah ada yang meminta bantuan untuk melakukan kajian riset dengan tujuan mengetahui kajian kegempaan untuk keberlangsungan industri mereka.