Hikayat, Teknologi, dan Ilmu dalam Perangko Gerhana Matahari Total 2016

Oleh Abdiel Jeremi W

Editor Abdiel Jeremi W

BANDUNG, itb.ac.id - Riuh rendah menyelimuti area Wisma Kerkhoven, Observatorium Bosscha Lembang di Sabtu (27/02/16) pagi. Tak lama, berbagai awak media, filatelis, dan masyarakat umum telah memenuhi ruangan utama bangunan tersebut. Memperingati gerhana matahari total yang akan melewati Indonesia pada 9 Maret 2016, PT Pos Indonesia meluncurkan seri perangko edisi Gerhana Matahari Total 2016. Gerhana matahari kali ini istimewa karena totalitas melewati berbagai kota Indonesia - dari barat hingga timur - dan sebagian kecil dari Polinesia di Samudera Pasifik. Sebagai negara yang cukup terjangkau secara transportasi, Indonesia akan dikunjungi oleh astronom-astronom luar negeri. Animo masyarakat Indonesia tidak kalah dengan masyarakat internasional. Bekerja sama dengan komunitas filateli dan Perum Peruri, PT Pos Indonesia telah meluncurkan seri perangko GMT 2016. Penandatanganan seri perangko ini dihadiri oleh Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia), Prof. Dr. Irawati, MS, Dr. Mahasena Putra (Astronom ITB), Siwi Wijayanti (Kepala Biro Komunikasi Perum Peruri), dan Letnan Jenderal TNI. Purn RH. Soeyono, SE  (Ketua Umum Perkumpulan Filatelis Indonesia).

 

 

 

Perangko yang Monumental

Pada tahun 1983, sebuah Gerhana Matahari Total (GMT) telah melewati Indonesia. Menjelang fenomena tersebut, PT Pos Indonesia telah meluncurkan seri perangko GMT 1983. 33 tahun berselang, PT Pos Indonesia dan filatelis-filatelis Indonesia menginginkan adanya dokumentasi akan GMT yang akan terjadi pada 2016. "Bukan hanya sekadar mengeluarkan perangko Gerhana Matahari. Sebetulnya, di balik itu terdapat hikayat, teknologi, cerita, dan ilmu," ujar Rudiantara, Menkominfo RI era Presiden Jokowi. Perangko seri GMT 2016 diterbitkan dalam tiga keping perangko dengan gambar latar belakang berupa peristiwa kronologi GMT yang dikombinasikan dengan budaya Indonesia, yakni kisah Bathara Kala yang menelan Matahari. Perangko seri GMT karya Agung E. B. W. dan Triyadi Guntur ini dicetak sebanyak 300.000 set yang terdiri atas 3 keping perangko tiap set. Perangko GMT 2016 ini juga merupakan perangko pertama yang dapat menampilkan simulasi Augmented Reality (AR) GMT pada gawai Android melalui aplikasi 4D-id.

Kegiatan untuk mengabadikan peristiwa Gerhana Matahari 2016 di Indonesia juga akan dilaksanakan di berbagai daerah, yaitu Palembang, Bangka Tengah, Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Cilacap, Surabaya, Pontianak, Palangkaraya, Balikpapan, Makassar, Jailolo Maba, Ternate, Ambon, Poso, Parigi Mountong, dan Palu. Dokumentasi di berbagai daerah tersebut dilaksanakan oleh pihak yang beragam, yakni Himpunan Mahasiswa Astronomi (Himastron) ITB, klub-klub Astronomi, Pusat Penelitian Astronomi, Lapan, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat.