Pusat Teknologi Kesehatan dan Keolahragaan ITB Dorong Perkembangan Teknologi Kesehatan di Masa Depan

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

Dr. Hasballah Zakaria, S.T., M.Sc melakukan presentasi di Gedung PAU, Selasa (3/9/2024). (Reporter Humas ITB/Chysara Rabani)

BANDUNG, itb.ac.id - Direktorat Penerapan Ilmu dan Teknologi Multidisiplin Institut Teknologi Bandung (DPITM ITB) kembali menggelar presentasi oleh Pusat dan Pusat Penelitian (P/PP). Kali ini, presentasi disampaikan oleh Ketua Pusat Teknologi Kesehatan dan Keolahragaan (PTKK), Dr. Hasballah Zakaria, S.T., M.Sc. Presentasi diselenggarakan di Gedung Pusat Antar Universitas (PAU) pada Selasa (3/9/2024) dengan mengangkat judul “Advancing Technologies in Healthcare”.

Pusat Teknologi Kesehatan dan Keolahragaan (PTKK) berdiri sejak tahun 2007. PTKK memiliki visi untuk menjadi pusat juga jembatan antara perguruan tinggi dan industri untuk memajukan kesehatan masyarakat dan keolahragaan. Untuk mencapai visinya, PTKK aktif melakukan penelitian serta berinovasi untuk menghasilkan berbagai sistem, perangkat keras maupun lunak, dan formula. Inovasi yang dibuat seringkali diikutsertakan dalam kompetisi dan berhasil menjadi juara.

Dr. Hasballah menjelaskan bahwa fokus PTKK adalah untuk menjembatani para ahli juga peneliti dengan masyarakat. PTKK bertekad untuk mengusahakan setiap inovasi yang dibuat dapat melalui tahapan uji klinik serta sertifikasi. Fokus tersebut selaras dengan roadmap topik penelitian TPKK, yaitu Biomolecular Sensing, Bioimaging & Image Processing (ABS), Bioinstrumentation, serta Bioinformation Systems & Applications (YSI).

Dr. Hasballah menyebutkan setidaknya ada 3 faktor pendorong inovasi teknologi kesehatan di masa depan. Kebutuhan layanan kesehatan yang murah dan dapat menjangkau masyarakat secara luas menjadi faktor utamanya. Selain itu, transformasi digital serta perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang sangat pesat juga ikut mendorong terciptanya berbagai inovasi tersebut.

Teknologi kesehatan masa depan akan bertumpu pada layanan virtual, analisis big data, serta perkembangan teknologi. Layanan virtual akan mendorong penggunaan media elektronik untuk mengurangi ataupun menggantikan interaksi tatap muka. "Analisis big data akan membantu para peneliti untuk dapat melihat kecenderungan dan melakukan profiling segala kebutuhan informasi. Sedangkan, perkembangan teknologi akan menciptakan berbagai inovasi yang mempermudah pemeriksaan serta perawatan kesehatan," ujarnya.

Salah satu inovasi TPKK yang berhasil dikembangkan dan dipasarkan secara luas adalah NIVA (Non-Invasive Vascular Analyzer). NIVA berfungsi sebagai alat yang memeriksa kelenturan pembuluh darah secara umum sebagai upaya untuk mendeteksi penyakit kardiovaskuler. NIVA akan memberikan hasil pemeriksaan berupa besaran risiko penyakit kardiovaskuler, sehingga dokter dapat memberikan saran pencegahan penyakit tersebut.

Saat ini, NIVA sedang dalam tahap pengembangan kembali supaya dapat memeriksa pembuluh darah secara segmental dan menghasilkan hasil yang lebih rinci," ucapnya.

Dr. Hasballah juga menyebutkan bahwa nilai belanja alat kesehatan Indonesia masih di bawah 1%, tepatnya di angka 0,4%. Nilai tersebut masih terbilang rendah, sebab normalnya nilai belanja alat kesehatan di tiap negara setidaknya berada di angka 5%.

Beliau menyayangkan banyaknya ide-ide kreatif yang sudah terkenal di luar negeri, tetapi kurang mendapat perhatian dari industri di dalam negeri. Hal ini menurutnya karena Indonesia masih kurang berinvestasi di bidang kesehatan. Beliau berharap agar inovasi di bidang kesehatan dan olahraga bisa terus ditingkatkan dan digunakan oleh banyak orang.

Reporter: Chysara Rabani (Teknik Pertambangan, 2022)