Rampes: Jalin Kedekatan Warga dan Mahasiswa ITB Lewat Masak dan Pentas Seni
Oleh Annisa Mienda
Editor Annisa Mienda
BANDUNG, itb.ac.id-Keluarga Mahasiswa ITB kembali mengadakan kegiatan yang mengkolaborasikan mahasiswa ITB dan warga sekitar kampus. Kali ini kegiatan tersebut diberi nama "Rampes", Ragam Masak dan Pentas Seni yang berlangsung pada Sabtu (5/4/14). Bertempat di bawah jalan layang Pasupati, Rampes dihadiri oleh ratusan warga Tamansari dan Lebak Siliwangi. Rangkaian kegiatan Rampes sendiri meliputi dua mata acara, yakni perlombaan memasak serta penampilan unit seni dan budaya ITB.
Pada perlombaan memasak, warga diminta berkelompok dengan unit-unit seni budaya ITB untuk membuat suatu masakan. Satu kelompok memasak terdiri dari tiga orang warga dan satu unit seni budaya. Masakan yang dibuat kemudian dinilai dari segi rasa, penampilan, dan bahan-bahan yang digunakan untuk ditentukan pemenangnya. Di akhir perlombaan memasak, warga disuguhkan hiburan berupa penampilan berbagai unit seni dan budaya ITB, diantaranya Marching Band Waditra Ganesha (MBWG), Keluarga Paduan Angklung (KPA), Unit Kebudayaan Aceh (UKA), Unit Kebudayaan Bangka Belitung (Sahang), Loedroek, ITB Student Orchestra (ISO), Unit Kebudayaan Betawi (UKB), dan Unit Kebudayaan Lampung (Ubala). Selama kegiatan berlangsung, terlihat animo warga yang cukup tinggi untuk mengikuti jalannya acara dari awal hingga akhir.
Farhan Fathur Rahman (Metalurgi 2010) selaku Kepala Bidang Hubungan Masyarakat menuturkan bahwa salah satu tujuan diadakannya Rampes adalah untuk mendekatkan mahasiswa dengan para warga, khususnya yang berdomisili di sekitar kampus. Pemilihan perlombaan memasak sebagai mata acara juga memiliki alasan tersendiri. "Perlombaan memasak dipilih karena kedekatan warga dan mahasiswa dapat dibangun melalui cara-cara sederhana, salah satunya dengan memasak bersama," tutur Farhan. Ia juga menambahkan bahwa target acara ini adalah seluruh warga, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa terutama para ibu.
Bagian dari Punten Tamansari
Rampes merupakan salah satu rangkaian Punten Tamansari, suatu kegiatan yang mengkolaborasikan seluruh bidang keilmuan di ITB untuk mempersiapkan warga Tamansari dalam menghadapi tantangan global. Rencananya rangkaian kegiatan Punten Tamansari akan terus berlangsung hingga Mei 2014. Hingga Mei tiba, Punten Tamansari akan diisi oleh berbagai kegiatan yang sifatnya konstruksional, diantaranya pembuatan lukisan dinding dan pengadaan vertikultur, suatu metode bercocok tanam dengan memanfaatkan ruang vertikal.
Farhan berharap kegiatan seperti Punten Tamansari dapat terus berlanjut dan tidak berhenti hingga Mei saja. Terlebih lagi, warga sangat menyambut baik akan adanya kegiatan yang bersifat mengembangkan dan mendekatkan mahasiswa dengan para warga. "Semoga ada tidak lanjut dari mahasiswa ITB yang sadar untuk melanjutkan pergerakan ini, karena kegiatan ini sangat baik di mata warga. Jangan sampai kita menyia-nyiakan kepercayaan warga terhadap mahasiswa ITB," tutur Farhan mengakhiri wawancara.