Rancang Solusi Konservasi Energi Industri, Mahasiswa PWK ITB Juara di Energy Policy Case Competition 2025

Oleh Indira Akmalia Hendri - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

BANDUNG, itb.ac.id – Permasalahan konservasi energi di sektor industri Jawa Barat menjadi tantangan yang coba dijawab secara konkret oleh tiga mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), SAPPK ITB, melalui pendekatan kebijakan publik. Tim Pangripta Wisesa, yang terdiri atas Firdausin Ahlaputra Rahman (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021), Muhammad Farid Rizqi dan Aurelia Nadya Utomo (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2022), meraih juara pada ajang Energy Policy Case Competition (EPCC) 2025 yang diselenggarakan oleh New Energy Nexus bekerja sama dengan Indonesia Young Renewable Energy Forum (IYREF).

Berbeda dengan kompetisi pada umumnya yang berfokus pada aspek teknis atau ide bisnis, EPCC mendorong peserta merumuskan rekomendasi kebijakan berbasis konteks lapangan. Fokus utamanya adalah strategi konservasi energi di sektor industri, isu yang krusial dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan efisiensi ekonomi regional.

Melihat pentingnya peran pemerintah dalam mengintervensi isu ini, tim Pangripta Wisesa mengusulkan tiga langkah kunci: pembentukan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Konservasi Energi, penerbitan Surat Keputusan Gubernur untuk mewajibkan pelaporan konservasi energi oleh perusahaan wajib konservasi sebagai langkah cepat (quick win), serta penyusunan peraturan daerah yang memuat skema insentif dan disinsentif.

Tim Pangripta Wisesa saat sesi diskusi pada Energy Policy Case Competition (EPCC) 2025, Aurelia Nadya Utomo (kiri), Firdausin Ahlaputra Rahman (tengah), dan Muhammad Farid Rizqi (kanan).

“Kami melihat bahwa konservasi energi sering kurang berjalan karena tidak adanya struktur kelembagaan dan regulasi yang memadai. BLUD yang kami usulkan menjadi semacam ‘jembatan’ antara pemerintah dan pelaku industri dalam mendampingi pelaksanaan konservasi secara nyata,” ujar Farid.

Rancangan kebijakan tersebut mereka susun setelah melakukan kajian mendalam terhadap kondisi yang ada hingga potensi penerapan kebijakan. Firdausin menambahkan bahwa keterlibatan mereka dalam lomba ini menjadi ajang aktualisasi pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah. “Sebagai mahasiswa PWK, kami terbiasa dengan perumusan kebijakan berbasis data dan konteks lokal. Lomba ini menjadi kesempatan untuk benar-benar menguji bagaimana ide kami bisa menjadi solusi praktis,” ujarnya.

Sementara itu, Aurelia menekankan bahwa kunci keberhasilan tim terletak pada kombinasi antara kreativitas, analisis tajam, dan komunikasi tim yang solid. “Kami tidak mengejar juara sejak awal, tapi lebih fokus bagaimana karya ini bisa relevan dan menjawab persoalan yang ada. Soal hasil, kami percaya pada proses,” tuturnya.

Kemenangan ini menjadi bukti bahwa pendekatan interdisipliner dan keberanian menuangkan ide kebijakan yang sistematis dapat menjadi kontribusi nyata mahasiswa dalam menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan.

“Pesan kami untuk teman-teman mahasiswa: jangan takut kalah. Dengan ikut lomba, kita sudah satu langkah lebih maju dalam mengimplementasikan ilmu yang kita pelajari untuk menyelesaikan persoalan nyata di lapangan,” tutur Firdausin.

Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)

#prestasi mahasiswa #prestasi nasional #pwk itb #sappk #itb berdampak #kampus berdampak #itb4impact #diktisaintek berdampak #sdg 7 #affordableandcleanenergy #sdg 9 #industryinnovationandinfrastructure #sdg 13 #climateaction