Rektor ITB Merefleksi Makna Berjuang dan Berkorban dalam Idul Adha 1440 Hijriah
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Dalam rangka memperingati Hari Raya Idul Adha 1440 H, Rektor Institut Teknologi Bandung, Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA., kembali menyambut mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan di rumah dinasnya, Jl. Ir. H. Djuanda, Bandung, Minggu (11/8/2019).
Prof. Kadarsah Suryadi memaknai Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah ini dengan merefleksi perjuangan Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Siti Hajar dalam menjalani kehidupan. Mulai dari masa muda Nabi Ibrahim a.s. yang dibakar namun tidak hangus, kemudian ketika Nabi Ibrahim harus meninggalkan nabi Ismail (anaknya) dan Siti Hajar (istrinya) di tempat terpencil, hingga yang terberat ketika Nabi Ibrahim diperintah untuk menyembelih anaknya sendiri, yang kemudian diganti dengan seekor kambing.
"Maknanya sangat luar biasa, dalam arti perintah Allah lebih dari segalanya," ujar Kadarsah saat diwawancara Reporter Humas ITB di rumah dinasnya ketika pelaksanaan Open House Idul Adha 1440 H.
Menurut Rektor, dari sejarah Idul Adha kita dapat merefleksi bahwa setiap orang mempunyai ujian dan cobaan versinya masing-masing. “Untuk kita di zaman sekarang, tentu ujian, cobaan, datang berbagai macam. Tapi dibandingkan perjuangan mereka, kelihatannya perjuangan kita tidak ada apa apanya. Makna terdalam ketika ada ujian dan cobaan, maka ingat ujian mereka lebih berat dari kita,” jelas Prof. Kadarsah.
Tak lupa, Prof. Kadarsah turut berpesan agar seluruh civitas akademika ITB dapat meningkatkan ketaatannya dalam beribadah dan senantiasa menjaga keimanan. Tak hanya itu, pesan lainnya agar momen ini dapat menjadi momentum untuk merenung tentang pentingnya keimanan dan ketakwaan.
Dalam kesempatan ini, Prof. Kadarsah turut berpesan secara khusus pada mahasiswa, terlebih lagi bagi mahasiswa baru ITB 2019 yang baru saja mengikuti Sidang Terbuka PPMB Tahun Akademik 2019/2020. “Jalani dengan sebaik-baiknya perkuliahan ini, jalani dengan serius dan penuh ketaatan pada peraturan yang ada, (juga) dengan penuh kesungguhan dalam menjalani proses. Baik kuliah, ujian, tugas, praktikum, dan lainnya,” pesannya.
Ia turut menghubungkan semangat berjuang dengan semangat berkarya di era digital. Ia berharap agar mahasiswa dapat menjadi insan yang agile, tidak mengabaikan perubahan, bahkan menjawab setiap perkembangan yang terjadi.
“Jadilah insan yang responsif terhadap perubahan lingkungan, dan cepat dalam melakukan tindakan untuk menyesuaikan dengan perkembangan yang baru,” pungkas Prof. Kadarsah diakhir wawancara.
Reporter: Moch. Akbar Selamat (Manajemen 2020)