Rudiantara Bawakan Kuliah Umum Teknologi Digital Masa Kini dan Masa Depan

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Foto: Rudiantara (Foto: Lembaga Kemahasiswaan)


BANDUNG, itb.ac.id – Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia periode 2014-2019, Rudiantara, S. Stat., M.B.A., membawakan kuliah umum dengan tema Teknologi Digital Masa Kini dan Masa Depan di Multipurpose Hall, Gedung CRCS ITB lantai 3, Sabtu (9/11/2019). Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 400 mahasiswa. 

Dalam kuliah umumnya, Rudiantara mengatakan bahwa teknologi digital saat ini menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan teknologi telah memengaruhi berbagai aktivitas manusia seperti berniaga, belajar mengajar, pertanian, jasa keuangan, transportasi, kuliner, kesehatan, serta penggalangan dana. 

“Beberapa contoh aktivitas yang menggunakan teknologi seperti online shop, e-learning, sektor perbankan, bahkan zaman sekarang kita bisa pesan makanan atau transportasi lewat aplikasi yang tersedia 24 jam,” ungkapnya.

Penetrasi teknologi terus berkembang dan memengaruhi cara manusia hidup di masa depan. Rudiantara mengungkapkan bahwa di masa yang akan datang diperkirakan banyak pekerjaan manusia yang akan dilakukan oleh robot karena terjadinya otomasi industri. “Bahkan otomasi industri diperkirakan dapat membuat banyak tenaga kerja yang menganggur pada tahun 2030,” ujarnya.

Menurut Rudiantara, Indonesia patut siaga dan menyiapkan jawaban mengenai tantangan di masa depan. Proyeksi data kependudukan Indonesia menyatakan bahwa pada tahun 2030 Indonesia akan mengalami bonus demografi yang bermakna bahwa sebanyak hampir 70% penduduk Indonesia berada di usia produktif. Selain itu, Indonesia diramalkan akan menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia setelah Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, dan India pada 2030.

“Diprediksi perekonomian Indonesia pada 2030 akan mencapai kondisi perekonomian ASEAN pada saat ini. Dengan jumlah tenaga kerja yang banyak dan consuming class yang mencapai 140 juta penduduk pada 2030 menjadikan Indonesia sebagai negara yang powerful sekaligus pasar yang sangat menjanjikan,” jelasnya.

Ibarat dua mata pisau, banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang berusia produktif ini dapat menjadi bencana jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Maka dari itu Rudiantara mengatakan bahwa Indonesia harus mempersiapkan SDM yang unggul serta teknologi yang nantinya akan menunjang kegiatan sehari-hari. “Peningkatan belanja teknologi harus dilakukan karena saat ini posisi Indonesia masih terendah dibandingkan negara-negara lainnya. Indonesia hanya melakukan belanja teknologi sebesar 0,1% GDP tiap tahunnya di bawah dari posisi Thailand dan Malaysia,” tutur mantan Wakil Direktur Utama PT. PLN ini.

Rudiantara juga mengungkapkan bahwa saat kepemimpinannya sebagai Menkominfo RI, Kementeriannya berhasil membangun Palapa Ring pada Oktober 2019 lalu. Palapa Ring adalah jaringan optik nasional yang menjangkau 34 provinsi di Indonesia sebagai jaringan tulang punggung bagi telekomunikasi nasional. “Dengan adanya Palapa Ring, saudara kita yang jauh di ujung Indonesia diharapkan dapat mengakses internet sehingga teknologi dapat memudahkan kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.

Pengaruh teknologi informasi juga memengaruhi kegiatan ekonomi atau kerap disebut dengan ekonomi digital. Rudiantara mengatakan bahwa adanya teknologi internet juga harus dimanfaatkan dalam bidang ekonomi. “Kegiatan ekonomi digital dapat menggerakkan perekonomian Indonesia yang dilakukan oleh startup. Pemerintah Indonesia dapat memudahkan regulasi mengenai startup serta melakukan pembekalan kepada startup yang baru memulai usahanya,” ungkapnya.

Rudiantara juga mengungkapkan bahwa saat ia menjadi menteri, pemerintah menyediakan Gerakan Nasional 1000 Start-Up Digital sebagai pemantik awal pelaku ekonomi digital di Indonesia.

Reporter: Billy Akbar Prabowo (Teknik Metalurgi, 2016)