Sarasehan KAMIL Pascasarjana ITB 2025: Membangun Dampak dan Inovasi di Era Digital

Oleh --- -

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id - Keluarga Mahasiswa Islam (KAMIL) Pascasarjana Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan Sarasehan di Gedung TVST Kampus Ganesha, Kota Bandung, Sabtu (6/9/2025).

Mengusung tema The Digital Minbar: Crafting Impact, Fostering Innovation, acara ini bertujuan menginspirasi mahasiswa, khususnya mahasiswa Pascasarjana ITB, untuk menciptakan dampak positif dan mendorong inovasi di era digital. Sarasehan ini juga menjadi ajang perkenalan KAMIL Pascasarjana ITB kepada publik.

Acara dibuka dengan sambutan dari Direktur Kemahasiswaan ITB, Prof. Dr. apt. Muhamad Insanu, S.Si., M.Si. Ia menekankan pentingnya membangun jejaring. Beliau pun berpesan agar para mahasiswa dapat mencari teman dan lingkungan yang baik untuk bertumbuh selama belajar di kampus ITB.

Menurut ketua pelaksana, Tsamarah Ahsanul Hafizhah, acara ini lahir dari kesadaran bahwa kita telah memasuki era kecerdasan buatan (AI) dan media sosial yang sangat masif. "Kami ingin menjembatani bagaimana mahasiswa, terutama mahasiswa pascasarjana, dapat memanfaatkan media sosial untuk kebaikan," ujarnya. "Semoga teman-teman bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan mengaplikasikannya."

Mengubah Ide Inovatif Menjadi Dampak yang Abadi
Sesi pertama dibawakan oleh Alif Hijriah, M.Si., alumni S1 dan S2 Matematika ITB yang kini berkarier sebagai pengusaha sekaligus kreator konten. Ia membawakan topik Turning Innovative Ideas into Enduring Impact dengan membagikan wawasan praktis tentang bagaimana mengubah ide-ide brilian menjadi dampak nyata dan berkelanjutan. Menurutnya, sebuah ide inovatif tidak akan berarti tanpa eksekusi yang tepat serta pemahaman mendalam terhadap kebutuhan pasar maupun masyarakat.

Alif menegaskan, “Semua pencapaian tadi awalnya dari ngonten!”. Ia menunjukkan bagaimana konten digital dapat menjadi katalis bagi perubahan sosial sekaligus pembangunan. Melalui konten, ia berhasil melahirkan berbagai inisiatif bisnis dan sosial di bawah PT Cerebrum Edukanesia Nusantara serta Yayasan Cerebrum Edukanesia Nusantara. Beberapa di antaranya adalah platform edukasi Cerebrum beserta turunannya, BMT Al-Kahfi, Saung Tahfizh Al-Kahfi, KOBER Permata Harapan, hingga pembangunan Masjid Al-Kahfi.

Hal ini menunjukkan bagaimana sebuah ide yang diutarakan melalui konten digital dapat menghasilkan dampak nyata, termasuk mengumpulkan dana hingga ratusan juta rupiah untuk proyek-proyek amal.

Ia memotivasi peserta untuk manfaatkan media sosial sebagai "ladang amal" dan mengubah jejak digital mereka menjadi warisan kebaikan yang abadi.


Etika dan Integritas dalam Dampak Digital
Sesi selanjutnya diisi oleh dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran sekaligus kreator konten, Dr. Ira Mirawati, M.Si. Beliau membawakan topik Designing Digital Impact with Ethics and Integrity.

Dalam pemaparannya, Dr. Ira menegaskan bahwa kecepatan perkembangan digital harus diimbangi dengan pondasi etika dan integritas yang kuat. Ia menyoroti pentingnya mempertimbangkan aspek moral dan sosial saat merancang sebuah produk atau platform digital agar tidak hanya memberikan keuntungan, tetapi juga manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat.

Ia mengajak para peserta untuk tidak hanya berfokus pada inovasi semata, melainkan pada bagaimana inovasi tersebut dapat memberikan kontribusi yang positif dan bertanggung jawab. Menurutnya, teknologi tidaklah netral, melainkan sarat dengan nilai. Pesan kuncinya adalah bahwa teknologi hanyalah alat; etika dan integritaslah yang akan menentukan apakah dampak yang dihasilkan bersifat konstruktif atau destruktif.

Dr. Ira Mirawati berfokus pada Etika Berkarya di Media Digital, menyoroti tiga isu besar: hoaks dan disinformasi, eksploitasi konten, dan etika profesi digital. Ia juga mengemukakan bahwa etika dalam perspektif Islam dapat diterapkan melalui konsep tabayyun (klarifikasi), amanah (tidak plagiarisme), dan ihsan (menggunakan digital sebagai amal jariyah).

Untuk membuat konten yang bermanfaat, disarankan menggunakan kerangka 3E + I, yaitu:
-Educate (memberi ilmu).
-Empower (memberi semangat).
-Entertain (mudah diterima).
-Integrity (tetap etis).

Ia juga berpesan untuk menjadikan jejak digital sebagai sumber pahala dan catatan amal, bukan penyesalan.


Penutup: Sinergi Digital untuk Kebaikan
Sarasehan ini berhasil memberikan perspektif baru bagi para peserta, bahwa teknologi digital tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang keberanian untuk berinovasi dan tanggung jawab dalam menciptakan dampak. Melalui sinergi antara ide-ide inovatif, etika, dan integritas, mahasiswa Pascasarjana ITB diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang mampu memanfaatkan minbar digital untuk kebaikan.

Reporter: Ibrahim Muhammad Nur (Mahasiswa MBA ITB 2024 Ganjil)

#kamil #salman itb #sdg 9 #industry innovation infrastructure #sdg 4 #quality education