Science Techno Park dan Lembaga Pengembangan Ilmu dan Teknologi ITB Berperan dalam Hilirisasi Inovasi

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Dalam rangka mendukung dan memperkuat ITB sebagai Perguruan Tinggi dengan hasil inovasi yang memiliki dampak komersialisasi, peningkatan keilmuan, kewirausahaan, dan peningkatan kualitas sosial dan ekonomi di masyarakat, maka pengembangan Science Techno Park (STP) perlu dilakukan.

Keberadaan STP akan berperan sebagai pusat ekosistem inovasi yang lengkap mulai dari dukungan aktivitas riset inovasi, proses pembuatan prototipe hingga tahap alih teknologi bersama startup, mitra industri, dan investor serta komunitas entrepreneur yang handal.

Ketua Lembaga Pengembangan Ilmu dan Teknologi (LPIT), Prof. Ir. Taufan Marhaendrajana, M.Sc., Ph.D., menjelaskan, pengembangan Science Techno Park di ITB telah dimulai dari optimalisasi penggunaan Science Techno Park ITB Ganesha sejak Februari Tahun 2022. Science Techno Park Ganesha dirancang sebagai hub dari ekosistem inovasi di area kampus utama ITB, dengan mengusung branding The HUB@ITB, Gedung Science Techno Park ITB Ganesha menjadi area yang didukung oleh fasilitas dan manajemen yang handal dalam mendukung kegiatan riset inovasi, pengembangan startup melalui program inkubator dan akselerator bisnis serta proses alih teknologi.

*Tata fungsi ruang Gedung Science Techno Park (STP) ITB Ganesha  (Dok. LPIT ITB)

Prof. Taufan menjelaskan, pengembangan Science Techno Park sebagai hub dari ekosistem inovasi ITB turut diperkuat dengan pembangunan Science Techno Park Bandung Teknopolis yang sejalan dengan Rencana Induk Pengembangan ITB (RENIP ITB) 2006-2025, Rencana Strategis (RENSTRA) ITB 2021-2025 dengan prioritas pengembangan produk inovasi mencakup Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), Big Data & Virtual Reality serta 5G seperti yang tertuang dalam Peraturan Senat Akademik No. 01/PER/I1-SA/OT/2020.

Pembangunan Science Techno Park Bandung Teknopolis sendiri didukung Pemerintah melalui Program Proyek Strategis Nasional 2020-2024 sesuai yang dituangkan dalam Peraturan Presiden No.18 Tahun 2020. Summarecon Bandung sebagai mitra industri menghibahkan lahan kepada ITB secara bertahap.

“Tahap pertama telah dihibahkan lahan seluas 6021 m2 pada tahun 2017 dan tahap kedua lahan seluas 3883 m2 akan dihibahkan pada tahun 2023-2024 setelah pembangunan di lahan Tahap pertama telah terbangun,” kata Prof. Taufan seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Humas ITB, Rabu (24/8/2022).

Peran LPIT dalam Pengembangan STP

Dalam rangka pengembangan Science Techno Park ITB dan kegiatan aktivitas riset inovasi, maka diperlukan orkestrasi dan manajemen yang handal dalam melakukan tugas pengelolaan, monitoring, dan evaluasi. Berkaitan dengan rencana pengembangan tersebut, maka dibentuk Lembaga Pengembangan Ilmu dan Teknologi (LPIT) ITB pada awal tahun 2022 melalui SK/Keputusan Rektor No 624A/IT1.A/PER/2022 yang memiliki kewenangan mengelola pusat/pusat penelitian dan Science Techno Park.

“Sejalan dengan kewenangan LPIT ITB, maka realisasi penguatan kegiatan riset inovasi yang tumbuh dari Pusat dan Pusat Penelitian di ITB diharapkan dapat menjawab tantangan pengembangan produk inovasi dan kegiatan komersialisasi dari ITB, dengan ketersediaan Sumber Daya Inovasi dari 25 Pusat dan 7 Pusat Penelitian,” jelas Prof. Taufan.

Dari sisi dukungan nasional, Pemerintah Indonesia memiliki perhatian yang masif dalam rangka mendukung pengembangan Science Techno Park ITB, melalui dua program pengembangan.

Pertama adalah Program Pendanaan Pembangunan Science Techno Park ITB Bandung Technopolis melalui pendanaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) untuk pembangunan Gedung 1 dan 2 di komplek Summarecon Gedebage.

Kedua adalah program Prime STEP yang meliputi pengembangan program riset inovasi, fasilitas laboratorium, pembinaan startup, dan penguatan kelembagaan Science Technology Park, melalui yang merupakan kolaborasi Pemerintah Indonesia melalui Bappenas dan Kemendikbud Ristek dengan Asian Development Bank (ADB).

Sumber: Rilis LPIT ITB