Seminar PPKS ITB: Menumbuhkan Pemahaman Zero Tolerance Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus ITB
Oleh Indira Akmalia Hendri - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar seminar bertajuk "Zero Tolerance Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus ITB" pada Kamis (21/11/2024) di Aula Timur, ITB Kampus Ganesha.
Seminar ini bertujuan memperkuat komitmen menciptakan lingkungan kampus yang aman, nyaman, dan kondusif bagi seluruh warga kampus serta masyarakat sekitar. Menghadirkan Kapolsek Coblong, perwakilan Satgas PPKS ITB, pedagang sekitar ITB, dan pemilik kos, acara ini dirancang untuk menumbuhkan pemahaman komprehensif tentang kekerasan seksual serta penanganannya yang berpihak pada korban.
Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) ITB, Prof. Dr. Ir. Herlien Dwiarti Soemari. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa sejalan dengan Permendikbud No. 30 Tahun 2021, ITB memiliki amanat untuk membentuk Satgas PPKS, salah satunya dengan merancang program pengabdian masyarakat untuk meningkatkan pemahaman warga kampus tentang kekerasan seksual. Selain itu, beliau menekankan bahwa sudah ada peraturan baru yang mencakup penanganan tidak hanya kekerasan seksual tetapi juga segala bentuk kekerasan di lingkungan kampus.
Beliau menegaskan pentingnya seminar ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran, memperkuat pemahaman, dan mendorong komitmen bersama dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman dan bebas dari kekerasan seksual.
“Kekerasan seksual dapat terjadi di mana saja dan menjadi penghalang tercapainya tujuan pendidikan, terutama bagi kaum muda sebagai pemegang masa depan bangsa,” ujarnya.
Seminar ini dirancang untuk diadakan setiap tahun, dengan target peserta dari seluruh warga kampus, termasuk mahasiswa dari universitas lain yang berkegiatan di sekitar ITB. Para peserta diharapkan menjadi agen perubahan yang aktif dalam menciptakan suasana kampus yang kondusif, aman, dan nyaman, sehingga seluruh civitas akademica dapat beraktivitas tanpa rasa khawatir.
“Kita menolak menjadi korban kekerasan seksual, dan juga menolak menjadi pelaku kekerasan seksual. Komitmen ini harus kita pegang bersama untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan,” tuturnya.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Kapolrestabes Bandung yang diwakili oleh Kasat Binmas Polrestabes Bandung, AKBP Kusno Diyantara, S.Pd. Beliau menegaskan pentingnya penanganan kekerasan, terutama jika melibatkan anak sebagai pelaku maupun korban. Menurut AKBP Kusno Diyantara, S.Pd., keberadaan Satgas PPKS sangat diperlukan di setiap kampus, termasuk ITB, untuk menangani permasalahan kekerasan dan kejahatan seksual secara profesional.
“SATGAS harus bersinergi dengan masyarakat sekitar Ring 1 atau yang berada di sekitar kampus ITB, karena banyak mahasiswa yang berkegiatan di area ini,” paparnya.
Beliau juga menyoroti perlunya penguatan pengamanan di tempat-tempat rawan, seperti area kampus yang gelap pada malam hari, untuk meminimalkan kemungkinan tindak kejahatan yang tidak diinginkan. Selain itu, edukasi yang disampaikan oleh Satgas diharapkan dapat menciptakan sinergi antara kampus dan warga sekitar.
Kekerasan sering kali terjadi karena situasi tertentu, seperti adanya kesempatan atau ketidakjelasan aturan. Oleh karena itu, kolaborasi antara masyarakat dan kampus ITB menjadi kunci penting dalam mencegah terjadinya tindakan kekerasan di lingkungan sekitar.
Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)