Senat Akademik Universitas Diponegoro Studi Banding kepada Senat Akademik ITB
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Pada Selasa (30/3/2021), Senat Akademik Institut Teknologi Bandung (ITB) menerima kunjungan daring dari Senat Akademik Universitas Diponegoro (Undip) dalam rangka studi banding. Acara tersebut dibuka secara langsung oleh Ketua Senat Akademik ITB Prof.Ir. Hermawan Kresno Dipojono, MSEE, Ph.D.
Tujuan studi banding tersebut, dijelaskan oleh Ketua Komisi IV Senat Akademik Undip Dr. Tutuk Djoko Kusworo yakni, “Ingin menimba ilmu bagaimana pelaksanaan penelitian, pendidikan, maupun kerja sama akademik yang dilakukan di Institut Teknologi Bandung sehingga dengan harapan kami juga ingin membawa Undip untuk ke penelitian, pengabdian, maupun kerja samanya menjadi lebih baik sebagaimana kita ketahui bahwa pemeringkatan [universitas] sekarang menjadi sangat penting,” tutur Tutuk.
Dr.Ir. Eka Djunarsjah, M.T. selaku anggota Komisi IV Senat Akademik ITB menyampaikan paparan tentang program kerjanya. Komisi tersebut merupakan Komisi Penelitian, Iovasi, Pengabdian Masyarakat dan Kerja Sama Senat Akademik ITB. Untuk melaksanakan berbagai program kerja, Komisi IV Senat Akademik ITB membentuk tiga Tim AdHoc yakni Sistem Monitoring dan Diseminasi (Sismondis), Norma Tata Kelola Riset ITB, dan Kerja Sama Industri, dan Lembaga.
Pada kesempatan tersebut Dr. Anggraini Barlian, M.Sc. selaku Sekretaris Komisi I Senat Akademik ITB memaparkan strategi ITB dalam rangka mencapai peringkat perguruan tinggi yang ditargetkan. Untuk meningkatkan peringkat dunia, Senat Akademik ITB membentuk Tim Panitia Khusus (Pansus) World University Ranking ITB untuk Quacquarelli Symonds (QS) dan Times Higher Education (THE). Tim tersebut bertugas sesuai SK SA ITB 18/I.T1.SA/SK/2020.
Dijelaskan Dr. Anggraini, Tim Pansus ini bertugas mempelajari dan mengevaluasi program, implementasi, dan capaian peringkat universitas dunia QS dan THE Institut Teknologi Bandung. Tim ini juga bertugas mengusulkan kebijakan normatif untuk mendorong peningkatan peringkat universitas dunia QS dan THE Institut Teknologi Bandung serta melaporkan hasil kerja Pansus kepada Senat Akademik.
Dalam menjalankan tugasnya, Tim PANSUS WUR ITB QS & THE juga harus bekerja sama dengan berbagai pihak baik dari internal maupun eskternal ITB. “Tentunya kita harus bersinergi dan bekerja sama dengan tim eksekutif (rektorat) di mana dalam hal ini WCU ITB yang berada di bawah Satuan Penjaminan Mutu (SPM) ITB,” ujar Anggraini. World Class University (WCU) ITB sendiri merupakan tim eksekutif yang sengaja dibentuk untuk urusan perankingan universitas dunia.
Sementara itu, pemerintah telah membuat pengelompokkan berbagai universitas di Indonesia dan target peringkat universitas dunia yang harus dicapai pada tahun 2024. Dr. Anggraini menuturkan bahwa untuk mencapai target peringkat universitas dunia tersebut tidaklah mudah.
“Banyak hal yang harus kita pertimbangkan dan kita juga harus bisa mengevaluasi di mana posisi kita sekarang. Namun demikian tentunya dari sisi Senat Akademik sangat penting untuk bisa mendorong eksekutif untuk bisa mencapai posisi tersebut” tambah Dr. Anggraini.
Untuk meningkatkan peringkat universitas dunia, Dr. Anggraini menyampaikan beberapa aspek di ITB yang perlu ditingkatkan kualitasnya. Kendati demikian, salah satu capaian yang menggembirakan dengan adanya program WCU ITB yang telah berjalan selama lima tahun ini adalah jumlah publikasi dan sitasi artikel ilmiah ITB yang mengalami peningkatan. Jumlah publikasi serta sitasi tersebut dapat dilihat pada sistem database Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB.
Reporter: Restu Lestari Wulan Utami (Biologi, 2017)